Thursday, October 17, 2013

Iman Dan Perasaan

Perbedaan Iman Dan Perasaan

Beda Iman Dan PerasaanRoma 1:16-17 “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman.’”

Mengapa seseorang yang dapat mengubah keyakinannya secara radikal (atau terlihat radikal) dan sangat bersemangat dengan iman barunya, tiba-tiba menyerah begitu saja? Pada awalnya, orang itu sepertinya mengalami perubahan yang paling menakjubkan, tapi tiba-tiba, ia berhenti dan kemudian melangkah pergi. Bagaimana itu bisa terjadi?

Saya berpendapat bahwa orang tersebut sesungguhnya dari awal tidak berniat mengubah keyakinannya. Ini bukan tentang perasaan sesaat, melainkan tentang ujian waktu. Jika seseorang adalah orang Kristen sejati, maka ia akan melanjutkannya – meskipun tidak sempurna dan bercacat cela dalam menjalani kekristenannya. Bahkan seorang Kristen pun bisa saja tersesat untuk sementara waktu.

Tetapi bagi seseorang yang benar-benar percaya, maka ia akan selalu kembali. Jika mereka pergi dan tidak pernah kembali, maka mereka bukan orang percaya. Seperti pada 1 Yohanes 2:19 dikatakan, “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”

Bisa jadi mereka membangun iman mereka diatas pengalaman emosional, dan bisa saja timbul perasaan dalam mengalami perubahan keyakinan, meskipun tidak selalu terjadi. Tapi Anda tidak bisa membangun hidup Anda diatas perasaan sesaat, karena perasaan atau emosi datang dan pergi. Seseorang yang berharap merasakan kehidupan Kristen yang mengebu-gebu setiap harinya, akan kecewa ketika mereka bangun pagi dan tidak merasakan apa-apa. Maka itulah saatnya bagi mereka untuk mulai tumbuh dan berjalan dengan iman, bukan dengan perasaan.

Roma 1:17 mengatakan, “Orang benar akan hidup oleh iman.”
Namun beberapa orang membangun seluruh relasi mereka dengan Tuhan diatas pengalaman emosional, dan ketika perasaan itu tidak ada, mereka menyerah. Mereka membangun hidup mereka di atas dasar yang salah.

Sumber :  Christian Story.com

Tuesday, September 17, 2013

Memiliki Iman Bagai Seorang Bayi

Memiliki Iman Bagai Seorang Bayi
“Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Lukas 11:10
 
Bagaimana kita menerima makanan rohani yang kita butuhkan dari Tuhan? Jawabannya sederhana; Kita harus memiliki iman bagai seorang bayi kecil.

Ketika bayi menangis meminta makan, dia tahu ibunya tidak akan berpikir sedikitpun untuk menolak dia. Tuhan menciptakan bayi itu sehingga dia tahu bahwa kalau dia menangis, ibunya akan menjawab. Dia mengharapkan jawaban dan dia mendapatkannya. Demikian juga, jika kita sebagai anak-anak Bapa surgawi, meminta susu, Dia pasti tidak akan memberi kita ular atau sesuatu yang lain (Lukas 11:10-13).

Apa yang membuat air susu ibu keluar? Saat bayi menghisap, udara di dalam mulutnya menjadi vakum, sehingga dapat menarik susu keluar. Doa adalah menciptakan keadaan vakum, ruang kosong di dalam hati kita, yang akan diisi oleh Tuhan.

Ketika bayi masih sangat kecil, ibunya harus memberikan nutrisi makanan kepadanya dan menunjukkan tempatnya dimana. Tapi saat bayi bertumbuh menjadi lebih besar, secara otomatis dia akan tahu di mana dapat menemukan susu dan ia dapat menjangkaunya sendiri. Demikian juga, semakin kita berlatih menerima makanan dari Tuhan, kita menjadi lebih tahu di mana akan menemukannya. Dan selama kita terus “menghisap” makanan rohani dari Tuhan, kita akan mendapatkan lebih banyak, karena Allah memiliki kapasitas yang tidak terbatas untuk memberikannya kepada kita!
-
Ibrani 11:01-13:25 ESV – Iman adalah dasar dari segala sesuatu kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu tidak terlihat. Karena itulah orang-orang tua menerima pujian mereka. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta diciptakan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah tidak terbuat dari hal-hal yang terlihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih diterima daripada Kain, di mana dia dipuji sebagai orang benar, Tuhan memuji dirinya dengan menerima karunia-Nya. Dan melalui iman, meskipun ia meninggal, ia masih berbicara. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebelum ia dibawa dia dipuji karena menyenangkan hati Tuhan.

Mat 21:22 ESV – Dan apa pun yang Anda minta dalam doa, Anda akan menerima, jika Anda memiliki iman.
Lukas 17:05 ESV – Para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahkanlah iman kami!”

Sumber : Pelita Hidup.com

Saturday, August 10, 2013

Meraih Keberhasilan Bersama Yesus

“Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.” 2 Tawarikh 26:4-5

Uzia diangkat menjadi raja Yehuda pada saat berumur enam belas tahun. Dan ia memerintah selama lima puluh dua tahun lamanya di Yerusalem. Tuhan menyertai dia dan membuat segala usahanya menjadi berhasil.

Lima puluh dua tahun bukan merupakan waktu yang sebentar. Pada waktu itu, tidak banyak orang yang bisa menjadi raja dan memerintah cukup lama. Tetapi Uzia melakukannya sejak ia masih muda.
Banyak orang yang merasa bahwa mereka tidak cukup pengalaman dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka. Mereka merasa tidak mempunyai cukup keahlian, pengetahuan, ketrampilan, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dan masih banyak lagi alasan.

Tidak sedikit juga yang menolak tugas-tugas baru yang diberikan kepada mereka, karena merasa tidak percaya diri dalam menjalankan tanggung jawab yang lebih besar.

Uzia menerima tanggung jawab yang besar pada usia yang masih belia. Tetapi dia tidak takut dan gentar dalam menerima dan menjalankan tugas baru tersebut. Dan kita dapat melihat bahwa dia berhasil memerintah dalam waktu yang cukup lama.

Apa yang menjadi kunci keberhasilan Uzia selama menjadi raja?

1. Melakukan apa yang benar di mata Tuhan

Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN” 2 Tawarikh 26:4a

Uzia hanya perlu melakukan hal yang benar di mata Tuhan. Dia tidak melihat umurnya sebagai suatu kekurangan. Tetapi dia tetap fokus melakukan apa yang harus dilakukan, yaitu kebenaran. Dengan demikian, Tuhan senantiasa menyertai setiap langkah hidupnya. Musuh-musuh dapat dikalahkan dengan mudah, bahkan mereka gentar terhadap Uzia.


Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Yosua 1:8

Renungkanlah Firman Tuhan setiap hari, maka kita akan tahu apa yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan dan apa yang tidak berkenan di hadapanNya. Lakukanlah apa yang berkenan bagi Tuhan, maka Dia akan menyertai setiap langkah hidup kita.

Dia akan memberi kita hikmat, sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat di saat-saat yang genting. Dia akan memberikan kita keberanian, sehingga kita dapat melangkah dengan iman untuk meraih keberhasilan. Dan Dia akan memberikan kita keberuntungan, sehingga kita dapat senantiasa berhasil dalam setiap tindakan kita.

2. Mencari Tuhan

Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah.” 2 Tawarikh 26:5a

Uzia senantiasa mencari Tuhan pada masa pemerintahannya, dan dia belajar untuk takut akan Tuhan. Tuhan menjadi fokus hidupnya selama dia memerintah. Dia mengutamakan Tuhan dalam tiap langkahnya. Dia mengerti bahwa dengan mencari Tuhan, maka dia akan menemukan sumber dari segala hikmat yang pernah ada di muka bumi ini.

Uzia mendapatkan hikmat, kebijaksanaan dan pengetahuan yang dia perlukan untuk memerintah sebagai raja. Semuanya itu dia peroleh dengan cara mencari Tuhan.

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Amsal 1:7

untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda–

baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan– untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak.” Amsal 1:2-6

Kita mungkin tidak memiliki cukup pengetahuan, pengalaman dan kepandaian untuk melakukan suatu tanggung jawab yang besar yang ada di depan kita. Tetapi ketika kita rajin mencari wajah Tuhan, maka Tuhan akan memberikan hikmat dari segala hikmat yang membuat kita dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan yang besar.

Tiada yang mustahil bagi Tuhan, Dia akan bekerja di dalam hidup kita, sehingga kita akan sanggup melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar. Jangan takut atas apa yang sedang kita hadapi. Carilah wajah Tuhan, maka Dia akan memberikan keberhasilan bagi tiap langkah hidup kita.

Lakukanlah apa yang benar di mata Tuhan dan carilah Tuhan selama Ia masih berkenan ditemui. Maka kita akan melihat banyak pintu-pintu yang dibukakan bagi jalan kita. Kita akan melihat keberhasilan demi keberhasilan di dalam hidup kita. Apa yang kelihatannya mustahil bagi manusia, Tuhan akan membuat menjadi mungkin di dalam hidup kita. Raihlah keberhasilan bersama dengan Tuhan. Haleluya!

“Maka engkau akan berhasil, jika engkau melakukan dengan setia ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum yang diperintahkan TUHAN kepada Musa untuk orang Israel. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan janganlah tawar hati.” 1 Tawarikh 22:13

Sumber : Pelita Hidup.com

Wednesday, July 31, 2013

Tempat Teraman: Tinggal Dalam Kehendak Tuhan

Tempat Teraman: Tinggal Dalam Kehendak Tuhan
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” Mazmur 91:1-2

Tidak peduli dimanapun kita berada, bagaimananpun keadaan kita, siapapun diri kita, atau apa yang sedang menentang hidup kita, Tuhan akan menjaga kehidupan kita jika kita hidup di dalam kehendakNya.

TInggal di dalam kehendak Tuhan merupakan hal yang paling menyenangkan dan kita dapat mengalami hal-hal yang menyenangkan juga.

Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” Amsal 18:10

Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”” Mazmur 91:1-2

Jangan keluar dari lingkaran kehendak Tuhan dan perlindunganNya, atau Dia akan mengijinkan iblis untuk mencobai kita (red: baca kisah Ayub). Ada saatnya kita menderita akibat kesalahan kita sendiri, kecerobohan, malas berdoa, terburu-buru melangkah, dan ketidaktaatan kepada Allah.
Tuhan memegang teguh aturan dan hukum-hukum yang telah Dia tetapkan. Dan Dia tidak dapat melindungi kita jika kita melanggar peraturanNya. Ketika kita keluar dari kehendakNya, Dia bahkan mengijinkan kita untuk dicobai oleh iblis.

(Doa:) Tolong kami agar tetap dekat denganMu ya Tuhan dan tinggal dalam kehendakMu. Agar kami tidak takut dan tetap yakin bahwa kami ada dalam perlindungan, pemeliharaan dan berkat-berkatMu. Biarlah kami tetap taat dan melakukan kehendakMu ya Bapa. Amin.

Sumber: letjesushelpyou.com

Tuesday, July 16, 2013

Lakukanlah Yang Terbaik, Tuhan Akan Mengerjakan BagianNya

Lakukanlah Yang Terbaik, Tuhan Akan Mengerjakan BagianNya“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Matius 7:7-8

Tuhan mengharapkan agar kita dapat melakukan semua yang bisa kita kerjakan dan Dia akan melakukan hal yang tidak bisa kita kerjakan. Ketika Yesus pergi untuk membangkitkan Lazarus dari kematian, Dia berkata kepada orang banyak, “Angkat batu itu” (Yohanes 11:39).

Dia bisa saja menggulingkan batu itu dengan kuasaNya, atau Dia bisa saja membuat Lazarus berjalah menembus batu itu. Lalu mengapa harus mereka yang mengangkat batu tersebut? Mengangkat batu dan memindahkannya dari pintu kuburan merupakan hal yang dapat mereka kerjakan pada saat itu. Mereka tidak dapat membangkitkan Lazarus dari kematian, tetapi mereka dapat memindahkan batu itu.
Yesus berkata bahwa kita harus meminta, mencari dan mengetuk.

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Matius 7:7-8

Tetapi kalau kita tidak mencari, maka kita tidak akan menemukan. Mungkin sembilan dari sepuluh pintu yang kita coba terkunci semuanya. Kita hanya perlu mencari satu pintu yang terbuka. Untuk itu kita harus melakukan yang dapat kita kerjakan. Kita tidak dapat hanya duduk dan berkata, “Tuhan, bukakan jalan bagiku!” Tuhan berharap agar kita tidak sekedar berdoa saja, tetapi juga untuk keluar, mengerjakan sesuatu dan mencari terus.

Jika kita melakukan hal yang terbaik dan mematuhiNya, Tuhan akan melakukan segalanya bagi kita. Dia akan membuat hal-hal yang luar biasa yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Tuhan, tolonglah kami untuk mengingat pesan penting ini tentang melakukan hal yang dapat kami kerjakan, lalu mempercayai Engkau untuk melakukan bagianMu. Tolong kami untuk mempunyai iman yang teguh di dalam Engkau, sekaligus juga memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal yang dapat kami kerjakan dan terus berjalan maju.

Sumber : Pelita Hidup.com

Friday, July 5, 2013

Tangan Tuhan

tangan-tuhanOrang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” ” Mazmur 91:1-2
 
Dunia sedang mengalami begitu banyak krisis. Di masing-masing belahan dunia mempunyai krisisnya tersendiri. Baik itu krisis ekonomi, krisis enerji, dan banyak lagi. Krisis yang sedang melanda seluruh dunia adalah global warming (pemanasan global). Pemanasan suhu di permukaan bumi ini tidak bisa dihindari. Ini diakibatkan oleh pemakaian bahan kimia CFC yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. Dunia semakin terancam keberadaannya. Tidak ada lagi tempat yang aman. Hanya satu tempat dimana kita mendapat perlindungan, yaitu dalam naungan tangan Tuhan. 

Ada kalanya berbagai masalah dan pencobaan yang kita hadapi membuat kita takut dan gentar. Tetapi pemazmur dalam Maz 91:9-10 mengatakan bahwa ketika kita menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan perteduhan kita, maka malapetaka tidak akan menimpa kita. Bahkan Tuhan memerintahkan para malaikatNya untuk menjaga segala jalan kita (Maz 91:11).

Dia tidak pernah melepaskan tanganNya dari hidup kita, asalkan kita senantiasa hidup berkenan di hadapanNya. TanganNya senantiasa menjagai kita dari segala kecelakaan.

Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! Maz 31:15-16. 

Krisis apapun boleh terjadi di dunia ini, tetapi sebagai umatNya, Tuhan senantiasa melindungi hidup kita. Hidup kita senantiasa ada di dalam tangan Tuhan. Tidak ada satupun yang dapat mengganggu sehelai rambut kita tanpa seijinNya.

Jadikan Tuhan sebagai tempat perlindunganmu, maka tanganNya akan selalu melingkupi hidup kita.

Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.”Maz 20:7

Sumber : Pelita Hidup.com

Wednesday, June 5, 2013

Berani Menyatakan Kebenaran !

 
Matius 3:1-12

"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Matius 3:8

Sebagai hamba Tuhan biarlah kita memiliki kerendahan hati dalam pelayanan karena semua itu adalah anugerah Tuhan semata. Jika dipercaya dan dipakai olehNya, itu bukan karena kuat dan gagah kita, bukan karena kita pintar dan bukan karena kita kaya. Jadi tidak ada alasan sedikit pun untuk kita menjadi sombong, apalagi sampai mencari hormat dan pujian dari manusia. Tugas kita adalah menyatakan kebenaran dan membawa umat kepada pertobatan.

Sarana dan prasana di mana seseorang berkhotbah itu tidak penting. Buktinya Yohanes pembaptis tidak berkhotbah di tempat-tempat yang besar atau gereja yang megah, tapi justru berkhotbah di padang gurun Yudea. Baginya yang penting adalah menyelesaikn tugas dan misinya bagi Kerajaan Sorga. Tuhan Yesus sendiri "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:6-7), demi menyelesaikan tugas dari Bapa, bahkan Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Dalam pelayanan pun Yohanes pembaptis adalah seorang yang tegas. Dia berkata, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 3:2). Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak takut untuk menyerukan supaya semua orang bertobat; ia tidak takut menelanjangi dosa-dosa manusia; ia tidak takut menegakkan kebenaran Injil, sebab jika manusia tidak segera bertobat mereka akan mengalami kebinasaan kekal, sebab "...upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Satu-satunya jalan memperoleh keselamatan kekal adalah percaya kepada Yesus Kristus, bukan yang lain, karena Dialah satu-satunya jalan keselamatan itu. Tertulis: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).

Bukankah kita seringkali takut dan malu menyerukan kata pertobatan? Kita tidak berani menyinggung dosa secara terang-terangan karena kita takut dibenci dan dijauhi oleh teman atau rekan bisnis. Jika dengan tegas menegur dosa, kita takut tidak diundang lagi untuk berkhotbah sehingga isi khotbah kita pun hanyalah berbicara tentang berkat, berkat dan berkat.

Jangan pernah takut menyerukan kebenaran Injil karena Roh Kudus turut bekerja dan menyertai kita!
 
Sumber : Allah Beserta Kita

Tuesday, June 4, 2013

Pelaku Firman Tuhan : Pasti Diberkati Tuhan!

Ulangan 7:12-26
"Engkau akan diberkati lebih dari pada segala bangsa: tidak akan ada laki-laki atau perempuan yang mandul di antaramu, ataupun di antara hewanmu." Ulangan 7:14.

Menjadi kaya dan memiliki materi yang berlimpah bagi orang percaya bukanlah dosa! Tuhan sendiri berjanji bahwa berkat adalah bagian dari kehidupan orang percaya, "Aku (Yesus) datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b). Namun yang harus diperhatikan adalah jangan sampai hati kita hanya terfokus pada kekayaan dan menjadikan kekayaan itu sebagai sandaran dan pengharapan kita, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Sebaliknya, "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu..." (Amsal 3:9).

Dalam pembacaan hari ini ditegaskan bahwa Tuhan berjanji akan memberkati umatNya. Pastilah Tuhan tidak akan membiarkan orang benar hidup dalam kekurangan, meski terkadang Ia mengijinkan itu terjadi supaya kita belajar untuk percaya dan bergantung penuh kepadaNya. Namun jangan sekali-kali menjadikan Tuhan sebagai sumber untuk mencari kekayaan seperti orang-orang yang pergi ke gunung kawi, kuburan atau dukun. Kalau itu yang menjadi motivasi kita mencari Tuhan, kelak kita akan kecewa. Tuhan memberkati kita melimpah supaya hidup kita menjadi kesaksian bagi banyak orang, bukan untuk memuaskan keinginan kita; Tuhan juga tidak ingin kita mengutamakan berkatNya melebihi PribadiNya yang adalah Sang Pemberi berkat itu sendiri; Tuhan memberkati kita sebagai bukti bahwa Ia sangat mengasihi kita; Tuhan memberkati kita untuk menegaskan bahwa Dia sanggup memelihara hidup kita sebagaimana tertulis: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).

Ada satu hal yang seringkali kita lupakan, bahwa untuk menikmati berkat-berkat Tuhan ada syaratnya, "...karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu." (Ulangan 7:12). Perhatikan ini dengan sungguh!

Untuk diberkati Tuhan, syaratnya simple, yaitu setia mendengar firmanNya dan melakukannya.

Tuesday, May 21, 2013

Kembali Kepada Kasih Yang Semula

 
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.

Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Wahyu 2:2-5

Menjadi pengikut Kristus tentunya merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua. Kita dapat melayani Dia dalam kehidupan kita. Tidak hanya pelayanan di gereja saja, tetapi dalam keluarga, pekerjaan dan di lingkungan kita, kita dapat tetap melayani Tuhan. Ketika kita mengasihi keluarga kita, kita juga ikut melayani Tuhan. Ketika kita bekerja dengan sungguh-sungguh, maka kita juga ikut melayani Tuhan. Ketika kita bersosialisasi dan membantu sesama kita di lingkungan, maka kita juga ikut melayani Tuhan di sana.

Setiap tindakan dan perilaku kita yang mencerminkan kasih Kristus akan menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita. Ketika teman kita berada dalam masalah, kita memberikan penghiburan, dorongan dan kata-kata motivasi sehingga dia dapat bangkit kembali dari keterpurukan. Ketika kita menolong orang-orang yang berada dalam kesusahan, mereka mendapatkan kebahagiaan dari pertolongan yang kita berikan. Dan masih banyak lagi hal yang dapat kita lakukan untuk dapat menjadi saksi Kristus di dalam kehidupan kita.

Tetapi seiring dengan perjalanan kita mengikut Tuhan, semua hal yang awalnya kita lakukan dengan semangat yang menyala-nyala, pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan rutin. Dan bahkan menjadi kebiasaan yang membosankan bagi kita untuk dilakukan. Pada akhirnya kita menjalankan semua pelayanan kita hanya karena formalitas saja, supaya orang melihat bahwa kita masih melayani sesama kita baik di gereja, di kantor, di lingkungan, di keluarga dan lain-lainnya.

Secara fisik kita tetap melakukan apa yang dilihat orang sebagai pelayanan atau melayani pekerjaan Tuhan. Tetapi jauh di dalam hati kita sudah tidak ada lagi semangat, passion dan kerinduan yang dalam untuk menjalankannya. Bahkan kegiatan yang kita lakukan justru menjadi beban berat bagi hidup kita.

Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.



Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Wahyu 2:4-5

Satu hal yang perlu kita ingat bahwa ketika kita melayani Tuhan dan pekerjaanNya, maka kita harus tetap membawa Kristus hidup di dalam hati kita. Roh di dalam kita harus senantiasa menyala-nyala agar setiap yang kita kerjakan dapat menjadi berkat bagi banyak orang.

Ketika kita melakukannya hanya karena formalitas atau rutinitas biasa saja, maka kita sedang dalam posisi mundur/menjauh dari Tuhan. Oleh karen itu kita harus kembali lagi kepada Tuhan. Kita harus memperbaiki hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Kita harus mendekat lagi kepada Tuhan agar kasih Kristus dapat kembali memenuhi hidup kita.

Ingatlah kembali ketika kasih yang mula-mula itu memenuhi hidup kita. Betapa bersemangatnya kita menjalani kehidupan pada masa itu. Betapa antusiasnya kita melayani Tuhan dimanapun kita berada.

“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” Yakobus 4:8a

Tuhan senantiasa menunggu kita datang kembali kepada Dia. TanganNya selalu terbuka bagi kita, bahkan dalam kondisi hidup kita yang buruk sekalipun. Mari kembali kepada kasih yang semula itu. Berdoa dan mintalah kepada Tuhan agar Dia memperbaharui kita dengan kasihNya yang baru. Mintalah agar kasihNya memulihkan dan membasahi hati kita yang mulai kering. Mintalah agar RohNya dapat memenuhi kembali hidup kita dan menyegarkan hidup kita, sehingga kita mendapat semangat yang baru dalam menjalani kehidupan kita.

Begitu banyak jiwa-jiwa yang membutuhkan kasih Kristus dialirkan melalui kehidupan kita. Begitu banyak jiwa juga yang masih berada dalam kegelapan dan butuh akan terang kebenaran Kristus memancar dari hidup kita. Mari kembali kepada kasih Tuhan dan jadikan hidup kita sebagai saksi dan teladan Kristus. Haleluya!

Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.

Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Wahyu 7:15-17

Sumber : Pelita Hidup.com

Monday, April 22, 2013

Memeriksa Diri Sendiri

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFoWLgnf16mUaMYySw7F-JYUJopE2Zkr3X4iz2l7epFxQts0lPrWGvEMsuLUvbY0bKunGC8FORQLMO96fHEHqEUPwO9_0RzV-9G9-jWYw0zDxAWFQsNgRjVkKxp6FEwlOMQrnP6oFR_mo/s1600/images.jpegAyat bacaan: 2 Korintus 13:5
======================
"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji."

Sikut menyikut antar politikus merupakan tontonan yang setiap hari bisa kita saksikan di televisi. Betapa mudahnya orang menyudutkan orang lain dan bertindak seolah-olah diri mereka paling bersih, paling jujur dan paling sempurna. Ini merupakan gambaran dari sikap manusia yang memang jauh lebih mudah untuk menunjuk orang lain ketimbang memeriksa diri sendiri. Padahal ketika kita menunjuk, satu jari menuju ke orang sementara ada tiga jari yang menuju ke diri kita sendiri bukan? Menilai keburukan orang lain itu sangat mudah. Yang sulit justru menilai diri sendiri. Ketika kita menilai keburukan orang lain, sudahkah kita memeriksa diri kita sendiri?

Mari kita lihat apa yang diingatkan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Paulus berkata: "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji." (2 Korintus 13:5). Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa kita seharusnya lebih memprioritaskan untuk menyelidiki diri kita sendiri terlebih dahulu ketimbang terburu-buru menilai apalagi menghakimi orang lain. Dalam kondisi fisik kita saja itu penting. Bayangkan bagaimana resikonya jika kita tidak pernah memeriksa kesehatan kita, tidak pernah berolahraga tapi terus membiarkan hal-hal yang merusak kesehatan kita bergantian masuk menghancurkan diri kita. Bisa dibayangkan betapa berbahayanya bukan? Apalagi jika kita mengacu kepada kondisi rohani kita. Bayangkan ada berapa banyak bahaya yang tidak tersaring apabila kita tidak pernah memperhatikan dengan seksama segala sesuatu yang masuk ke dalam diri kita. Ketika kita berani menguji atau memeriksa diri sendiri, itu artinya kita berani melihat segala sesuatu dari diri kita, yang baik maupun yang buruk. Itu artinya kita berani melihat kelemahan kita sendiri. Dengan mengetahui kelemahan kita, disitulah kita akan dapat mengambil langkah untuk melakukan perbaikan. Dan hasilnya jelas, daya tahan kita secara rohani akan lebih kuat, lebih tahan uji dibandingkan orang yang tidak pernah peduli terhadap keselamatan dirinya sendiri, terlebih orang yang hanya suka menilai kelemahan atau keburukan orang lain.

Yesus sendiri mengajarkan hal yang sama. "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Matius 7:3). Bagaimana kita bisa menilai keburukan orang lain jika diri kita sendiri masih belum sempurna? Dan Yesus pun menyebut orang yang demikian sebagai orang yang munafik. "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (ay 5). Kita harus berhati-hati dalam mengeluarkan perkataan mengenai orang lain, karena salah-salah kita akan terjebak kepada proses menghakimi yang akan merugikan diri kita sendiri. "Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (ay 2).

Manusia memiliki kecenderungan untuk merasa lebih pandai untuk menilai orang lain ketimbang memeriksa dirinya sendiri. Oleh karena itulah kita harus benar-benar menjaga diri kita untuk tidak terjebak kepada perilaku seperti ini. Hal ini sungguh penting, begitu pentingnya bahkan Tuhan pun mau membantu kita untuk menyelidiki hati kita, seberapa banyak masalah yang masih bercokol disana yang bisa menghambat pertumbuhan iman kita. Firman Tuhan berkata "Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin.." (Yeremia 17:10). Dan Daud pun pernah meminta Tuhan untuk menguji dan memeriksa dirinya. "Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku." (Mazmur 26:2). Dalam kesempatan lain ia berkata "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (139:23-24). Daripada sibuk melihat keburukan orang lain, sebaiknya kita mau dengan segala kerendahan hati dan kejujuran memeriksa diri kita sendiri. Apabila kita masih menemukan hal-hal yang bisa menghambat pertumbuhan dan merusak kesehatan rohani di dalam diri kita, seharusnya kita dengan tulus mengakuinya dan membereskannya secepat mungkin agar hati kita tetap berada dalam kondisi sehat.

Daripada sibuk mengumbar keburukan orang lain lebih baik memeriksa diri kita sendiri 

Sumber : Renungan Harian Online

Saturday, April 20, 2013

Setelah Sukses… Berartikah Saya?

Anda pernah mendengar kisah Rick Waren, penulis buku: “The purpose driven life” yang terkenal itu? Dalam wawancara yang dilakukan oleh Paul Bradshaw, Rick Waren mengemukakan tentang tujuan hidupnya, apa yang ia dan istrinya dapatkan dalam menghadapi penyakit kanker yang diderita istrinya sampai kepada ketenaran yang didapatkannya karena buku yang ditulisnya terjual 20 juta copy. Tetapi lebih dari pada pengalaman hidupnya, komitmen hidupnya pun sangat luar biasa. Ia mengatakan, walaupun dia mendapatkan banyak uang dari penjualan bukunya, ia dan keluarganya tidak akan merubah gaya hidup mereka. Anda bisa membayangkan, 20 juta copy terjual! Ia bukan saja menjadi tenar tapi juga kaya mendadak.. Saya teringat akan John Wesley yang pernah berkata, “Penghasilan bertambah tidak seharusnya pengeluaran bertambah, tetapi pemberian yang meningkat”. Dan sepanjang hidupnya ia telah memberikan sekitar 30 juta poundsterling yang dihasilkan selama hidupnya!

Kita sering mendengar orang berkata bahwa hidup sekarang ini susah, segala sesuatu serba mahal, belum lagi gaji tidak kunjung naik! Dizaman yang susah begini, pernahkah Anda menanyakan kepada diri Anda sendiri, bagaimana jika Anda tiba-tiba mendapat suatu keuntungan besar dan menjadi “Orang Kaya Baru”. Apa yang akan Anda lakukan? Saya pernah menyaksikan infotainment di televisi, beberapa artis yang kaya mendadak karena ketenaran dirinya ataupun ketenaran pasangannya, langsung mengubah gaya hidup mereka. Mungkin Anda juga akan mengubah gaya hidup Anda; pindah ke perumahan elite, membeli mobil baru, dlsb. Impian sudah menjadi kenyataan!

Anda ingin tahu apa yang dilakukan Rick Waren dengan kekayaannya? Rick dan istrinya, Kay Waren, menyumbangkan 90% dari penghasilan mereka kepada 3 yayasan; “Acts of mercy”, yang melayani mereka yang menderita AIDS, “equipping the church”, yang melatih pemimpin-pemimpin gereja dinegara berkembang dan “The Global Piece Fund”, yang membantu mereka yang miskin, yang sakit dan yang buta huruf. Rick juga berhenti menerima gaji dari gereja tempat dia melayani atas keinginannya sendiri. Kemudian dia juga menghitung kembali semua gaji yang telah dia terima selama 24 tahun terakhir sejak dia memasuki gereja dan mengambalikanya. “Melayani Tuhan tanpa memungut bayaran”, katanya.

Tentu saja, Anda tidak harus menjadi kaya dahulu untuk melakukan apa yang Rick Ware lakukan. Lihatlah saudara-saudar seiman Anda di gereja Anda, mereka membutuhkan perhatian Anda, mereka butuh doa Anda. Jika Anda tidak mempunyai kekayaan untuk diberikan, mengapa tidak memberikan waktu Anda? Mari kita “melayani Tuhan tanpa memungut bayaran” dengan segala kekuatan yang ada pada kita, uang kita yang tidak seberapa, waktu yang semua orang sama banyaknya, yaitu 24 jam. Kita mungkin tidak memiliki kekayaan sebesar Rick Waren, tapi kita bisa memiliki iman seperti Rick Waren. Marilah kita melayani Dia, Si Pemberi Hidup!

DOA: Tuhan , ajarlah aku agar dapat menguasari diriku dan tidak ikut arus dunia ini. Aku ingin agar aku dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Dalam Nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Kata-kata bijak: Hanya dibutuhkan sebuah komitmen untuk melayani sesama.

Thursday, April 11, 2013

Berkat Bagi Yang Memilih Jalan Tuhan

Berkat Bagi Yang Memilih Jalan TuhanTUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.” Ulangan 13.4
 
Sejak manusia diciptakan, iblis berusaha untuk menipu manusia agar jatuh ke dalam dosa dan kehilangan berkat yang Tuhan sediakan. Hal itu berlangsung terus hingga sekarang, dan tidak akan berhenti hingga waktunya bagi si iblis telah habis. Iblis begitu berpengalaman dalam hal menipu manusia. Dia mempunyai pengalaman ribuan tahun, sehingga jika kita tidak berpegang teguh kepada FirmanNya, maka kita akan dengan mudah terperangkap oleh tipu muslihat si iblis.

Banyak sekali cara yang dapat digunakan oleh iblis untuk mengecoh kita, yaitu melalui kenikmatan harta yang berlimpah-limpah, kenyamanan atas posisi atau jabatan tertentu, pengakuan oleh orang banyak, dan masih banyak lagi tawaran-tawaran yang membuat kita berkompromi dengan dosa. Si iblis selalu menawarkan jalan pintas bagi kita untuk memperoleh semuanya itu, tetapi pada akhirnya kita akan terjerat dengan perangkapnya yang membawa kepada maut.

Tuhan Allah yang kita sembah bukanlah Tuhan yang tidak sanggup membuat kita diberkati dengan segala kelimpahan baik secara rohani maupun jasmani. Tetapi Tuhan kita Yesus Kristus, sanggup memberikan semua berkat sorgawi bagi kita yang setia kepadaNya.

Mungkin kita tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan. Tetapi Tuhan tidak berdiam begitu saja atas semua penderitaan yang kita alami. Dia akan memberikan jalan keluar bagi kita tepat pada waktunya. Dia telah merancang rencana yang indah bagi hidup kita.

Jika kita memilih untuk mencari jalan pintas atas masalah atau kemauan kita yang ingin cepat kaya, cepat dapat posisi atau jabatan, ingin cepat lepas dari kesusahan, dan kita menghalalkan cara-cara yang kotor di hadapan Tuhan; maka kita akan kehilangan rencana yang indah yang telah Tuhan sediakan bagi kita.

Sayang sekali jika kita mengorbankan semuanya itu hanya untuk kenikmatan sesaat, tetapi berujung kepada maut. Awalnya mungkin tidak kita sadari, tetapi itulah siasat iblis dalam menipu dan menjerat kita, sehingga pada akhirnya kita kehilangan berkat dari Tuhan.

Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak kehilangan rencana Tuhan yang indah?

1. “TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia

Dari awal kita harus menentukan sikap dan pilihan, bahwa kita memilih untuk mengikut Tuhan. Jika kita sudah menentukan sikap dari awal, maka iblis tidak akan bisa berbuat apa-apa. Tentukan sikap kita, perkatakan bahwa kita mengikut Yesus, deklarasikan kepada si iblis bahwa kita memilih jalan Tuhan. Dan akui Yesus dengan hidup takut akan Dia. Jauhi dosa dan jangan kompromi dengan dosa. Tidak ada yang disebut kebohongan untuk kebaikan. Dosa kecil tetaplah dosa. Pilihan kita akan menentukan jalan hidup kita.


Pilihan akan jalan Tuhan akan membawa kita kepada rancangan damai sejahtera.

2. “Kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan

Iblis tidak akan berhenti mempengaruhi pikiran kita dengan segala macam hal-hal yang negatif. Jika hidup kita tidak dipenuhi dengan Firman Tuhan, maka kita akan menjadi sasaran empuk bagi iblis. Penuhi hidup kita dengan FirmanNya. Baca dan renungkan Alkitab setiap hari. Dengar dan lakukan apa yang telah kita baca. Dengan begitu Firman Tuhan akan mendominasi hidup kita, sehingga segala tipu muslihat iblis dapat dipatahkan oleh kuasa Firman Tuhan.

3. “Kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut

Ibadah tidak terbatas kepada kebaktian yang diadakan di gereja saja. Ibadah yang sejati adalah pola kehidupan kita seutuhnya. Ketika kita menjalani hari-hari kita dengan langkah yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, kita mengandalkan Yesus dalam memutuskan suatu hal/tindakan, kita senantiasa mengasihi sesama kita, kita tidak kompromi dengan dosa, kita membawa Yesus dalam tiap langkah hidup kita, setiap saat, kapan saja dan di manapun kita berada, maka itulah yang disebut dengan ibadah yang sejati.

Ketika kita senantiasa berpaut kepada Yesus, iblis tidak akan bisa menjerat kita, karena kita ada dalam perlindungan Tuhan.

Oleh karena itu, pilihlah jalan Tuhan sehingga kita akan menerima segala berkat kelimpahan yang telah disediakan bagi kita yang setia kepadaNya.

Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:

Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang.
 
Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.

Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.
 
Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu.
 
TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.
 

Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu.

Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu–di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu.
 
TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman.

TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,
 
dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.”
Ulangan 28:1-14

Sumber : Pelita Hidup.com

Monday, April 8, 2013

Jalan Buntu

Jalan Buntu Yang Dipakai Tuhan Untuk Menyatakan KuasaNya
Jalan Buntu2 Korintus 1:8-9 “Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.”

Ketika pengejaran mimpi Anda memburuk dari sulit menjadi tidak mungkin, ketika situasi terlihat sepertinya tidak ada harapan, Selamat ! Anda berada di dalam jalur yang sama dengan para pejuang iman lainnya.

Bahkan Paulus juga mengalami jalan buntu: “… Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” (2 Korintus 1:8-9)

Jika Tuhan dapat membangkitkan orang mati secara fisik, Dia bisa membangkitkan orang yang mati secara emosional.
Dia bisa membangkitkan pernikahan yang mati.
Dia bisa menghidupkan kembali karier yang mati.
Dia dapat membangkitkan Anda dari masalah kesehatan.
Jika Tuhan dapat membangkitkan orang mati, Dia bisa melakukan apa saja.

Dalam situasi Abraham, Tuhan berkata, “Aku ingin kamu menjadi Bapa bangsa yang besar,” tapi kemudian Abraham harus menunggu sampai dia berusia 99 tahun sebelum dia memiliki anak. Alkitab menunjukkan situasi Abraham berubah dari sulit menjadi mustahil. Dia melihat pada dirinya dan berkata, “Tidak!” Lalu dia melihat istrinya dan berkata, “Lebih tidak mungkin!”

Tapi Sarah akhirnya hamil dan mereka tertawa mengenai hal itu. Ketika bayi lahir, mereka menamainya Ishak, yang berarti tertawa. Tuhan seringkali mengijinkan masalah berubah menjadi kemustahilan. Para murid berencana untuk mengikuti Yesus.
Mereka mengira Dia adalah Mesias, tapi kemudian hal berikutnya yang mereka tahu adalah Yesus tergantung di salib, sekarat.
Apakah ini jalan buntu bagi para murid? Selama tiga hari rasanya seperti itu, tapi kemudian Yesus berjalan keluar dari kubur.

Ketika Anda menghadapi jalan buntu, Anda mungkin mulai bertanya, “Apa yang terjadi, Tuhan? Apakah saya telah keluar dari kehendak-Mu? Rencana-Mu? Apakah saya telah melewatkan visi dari-Mu?” Perlu diingat bahwa jalan buntu merupakan bagian dari rencana Allah bagi Anda.

Apa jawaban terbaik bagi jalan buntu?
“Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi” (2 Korintus 1:10)

Jalan buntu dapat menjadi bagian dari rencana Allah untuk menyatakan mujizat-Nya dalam kehidupan kita. Amien – GBU.

Sumber : Christian Story

Saturday, March 16, 2013

Sejarah Injil Masuk Toraja Dan Kisah Martir Pdt. Aris Van De Loosdrecht,


Injil masuk di Toraja dibawah oleh Pdt. Aris van de Loosdrecht, dari Belanda.
Antonie Aris van de Loosdrecht dan istrinya Alida adalah misionaris pertama yang menginjakkan kakinya di bumi Toraja. Atas jasanya masyarakat Toraja dapat mengenal Injil Kristus. Bahkan dapat dikatakan dari “benih” pelayanan mereka, Gereja Toraja dapat berdiri dan berkembang sampai sekarang.

Kisah perjuangan Pendeta Aris dan istrinya Ida van de Loosdrecht yang rela menyeberangi lautan meninggalkan keluarga dan orang-orang yang disayangi demi masyarakat Toraja yang tidak pernah mereka kenal sebelumnya, menjadi bagian yang perlu kita teladani. Sungguh suatu pelayanan yang tidak akan pernah dapat dibalas oleh masyarakat Toraja secara umum dan Gereja Toraja secara khusus. Injil yang bertumbuh dan menjadi dasar terbentuknya Gereja Toraja adalah Injil yang dihiasi dengan darah MARTIR Anton Aris van de Loosdrecht.

Aris van de Loosdrecht dan Alida van de Loosdrecht menikah pada 7 Agustus 1913. Kemudian mereka berangkat untuk memberitakan Injil ke Tanah Toraja pada tanggal 5 September 1913, ini berarti mereka pergi ke sebuah tempat yang baru dan sangat terpencil kurang lebih satu bulan setelah pernikahan mereka. Mereka tiba di Indonesia yang waktu itu dikenal dengan sebutan “Hindia Belanda”. Akan tetapi tujuan mereka bukanlah Indonesia, melainkan Tanah Toraja. Daerah ini merupakan daerah yang masih sangat terpencil, belum lagi ancaman dari penduduk asli yang saat itu masih sering mengadakan perburuan terhadap manusia (kalau kita tidak ingin menyebutnya sebagai kanibalisme).

Anton dan Ida (demikian panggilan mereka) tinggal di daerah Poso selama awal tahun 1914, di desa Tentena, sekitar 2000 Km timur laut Rantepao. Sebelum berangkat ke Rantepao, mereka dibantu oleh seorang penerjemah Alkitab N. Adriani, untuk menyesuaikan diri dan mengenal bahasa Toraja. Setelah merasa matang dengan pelatihan dan informasi yang didapatnya, mereka kembali ke Rantepao pada awal April.

Jelas bahwa Anton dan Ida sadar benar akan masalah bahasa yang menjadi kendala bagi mereka memberitakan Injil, karena itu mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempelajari bahasa Toraja.
Mereka tinggal di Rantepao dan mulai melaksanakan berbagai pelayanan mereka. Karena pelayanan mereka banyak masyarakat Toraja yang tertarik dengan Injil sekalipun pada saat itu ikatan adat dan kepercayaan animisme masih sangat kuat. Anton dapat menjalin hubungan yang begitu akrab dengan para kepala-kepala suku dan juga para parenge’ atau para imam. Salah satu parenge’ yang dikenalnya cukup baik, bahkan dapat dikatakan menjalin persahabatan dengannya adalah Pong Maramba. Dikemudian hari hubungan ini menjadi rusak karena Pong Maramba meminta kepada Anton untuk bersedia menjual istrinya. Tentu saja permintaan ini didasari atas budaya patriakhal yang melihat perempuan sebagai milik laki-laki sehingga dapat diperlakukan semaunya, termasuk dijual. Sekalipun Anton telah menjelaskan bahwa dalam agama Kristen istri bukanlah milik melainkan sebagai rekan sekerja yang sama derajatnya, namun Pong Maramba tetap tidak mengerti penolakan Anton. Namun akhirnya konflik ini selesai ketika Pong Maramba ditangkap dan dipenjarakan.

Selama melaksanakan pelayanan di Tana Toraja, mereka memfokuskan pada pembangunan sekolah-sekolah yang dapat menampung anak-anak Toraja untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Anton sangat bekerja keras dalam hal ini, dalam salah satu suratnya ke Belanda, Alida mengatakan bahwa suaminya bekerja dari jam setengah enam pagi sampai jam sebelas malam. Dari surat-suratnya kita dapat menyimpulkan bahwa pasangan misionaris ini sangatlah ramah kepada masyarakat Toraja, hal ini diakibatkan karena mereka sendiri mendapatkan sambutan yang sangat ramah dan baik dari masyarakat Toraja. Selain itu mereka juga banyak memberikan pelayanan medis kepada masyarakat, dalam surat-surat mereka, mereka menjelaskan akan rendahnya kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat Toraja, bahkan para parenge’ mereka dalam kehidupan sehari-hari tidak jauh berbeda dengan kehidupan para budaknya.

Perkembangan misi yang dilakukan oleh pasangan misionaris ini sangat luar biasa, dalam beberapa waktu saja mereka telah berhasil mendirikan banyak sekolah, dan para guru-guru didatangkan dari daerah-daerah yang lebih dulu dikuasai oleh Belanda, seperti Ambon, Sangir, dan Manado. Akan tetapi jumlah orang yang dibabtis sampai saat itu belum ada. Hal ini disebabkan karena komitmen mereka akan pengejaran yang benar dan keyakinan yang kokoh dalam Kristus akan dicapai jika mereka dibaptis dengan pemahaman yang benar. Buah iman dari pelayanan mereka adalah dibaptisnya empat orang anak Toraja dari golongan parenge’ yang telah mengikuti katekisasi dalam waktu yang cukup lama. Anton tidak seperti pendeta-pendeta yang diutus dari Makassar di Makale. Ia sangat mementingkan kualitas iman yang lahir dari pemahaman yang benar akan iman Kristen, itulah sebabnya ia menolak membaptis keempat pemuda ini pada awalnya, ia memaksa mereka untuk harus ikut pelajaran Katekisasi dulu, jika mereka tidak ingin mereka boleh pergi ke Makale dan dibaptis oleh pendeta lain di sana.

Tantangan Injil di Toraja pada waktu itu ialah adat-istiadat Toraja dan terutama golongan orang-orang yang menikmati aturan-aturan adat tersebut. Mereka antara lain to parenge’ dan to Minaa (imam aluk Todolo). Selain itu ada juga tantangan dari sesama orang Kristen dan Belanda yang bekerja untuk pemerintah Hindia Belanda. Sekalipun mereka Kristen namun iman mereka bukanlah iman Kristen. Tingkah laku mereka sangat memalukan dan membuat orang-orang Kristen lainnya menjadi malu. Akan tetapi bagaimanapun juga pekerjaan pasangan penginjil ini tidak sia-sia, ini terbukti dengan didirikannya puluhan sekolah dengan jumlah murid ratusan orang.

Pada tanggal 26 juli 1917 Antonie Aris van de Loosdrecht menghembuskan nafas terakhirnya di Bori’. Sungguh suatu peristiwa yang sangat disayangkan harus terjadi. Misionaris ini meninggal setelah mengalami pendarahan yang hebat akibat luka tusukan tombak yang mengenai jantungnya.

Kronologis peristiwa tersebut di mulai ketika Anton pada hari tersebut berencana berangkat ke beberapa wilayah kerjanya, yaitu Nanggala, kemudian ke Balusu lalu mengakhiri perjalanannya di Bori’. Entah mengapa rencananya ini diubah, ia tidak berangkat ke Nanggala dulu, tetapi ia berangkat ke Bori lebih dahulu. Kira-kira jam empat sore ia berangkat ke Bori’ dan tiba di sana sekitar jam lima sore. Setelah mandi di kali belakang rumah guru sekolah, ia kemudian duduk-duduk di beranda rumah guru bersama dengan guru sekolah di Bori’. Mereka mendiskusikan beberapa cerita-cerita Alkitab yang akan diterjemahkan kedalam bahasa Toraja.

Ketika hari mulai gelab, tiba-tiba seseorang yang wajahnya telah dilumuri dengan arang sehingga menjadi sangat hitam dan sulit untuk dikenali, melompat ke beranda rumah tersebut. Tidak lama kemudian ia menghujamkan tombaknya ke dada Anton. Anton terjatuh dari atas kursi dan sang pembunuh melarikan diri. Saat itu ia terluka parah, salah seorang murid bermaksud untuk memanggil istri Anton di Barana’, namun Anton melarangnya ia berkata “Tidak usah! Sebentar lagi saya akan mati, sampaikan salam saya kepada Istri yang sangat saya cintai dan juga anak-anak saya, sekarang tinggalkan saya sendiri, saya ingin berdoa”. Dalam keadaan berdoa inilah Anton menghembuskan nafas terakhirnya. Darah seorang MARTIR telah tertumpah di Tana Toraja, untuk apa dan mengapa?

Menurut kesaksian dari beberapa orang, termasuk istri Anton, Kepala Polisi, dan bahkan pengakuan dari para pembunuh itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembunuhan itu adalah sebuah pembunuhan berencana yang tujuannya memancing pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda. Peristiwa ini merupakan imbas dari keputusan pemerintah Hindia Belanda akan pembatasan hari perjudian. Sebelumnya pemerintah memberi isin dua belas hari untuk mengadakan perjudian, namun kemudian dikurangi menjadi empat hari. Akibatnya beberapa orang yang sudah sangat kecanduan terhadap judi bersumpah untuk membunuh controuler (wakil pemerintah Hindia Belanda, setingkat Camat). Dalam perjalanan mereka ke Rantepao pada sore tersebut, mereka melihat kedatangan Anton yang adalah orang Belanda, maka muncullah niat untuk juga membunuh Anton. Sungguh sangat disayangkan hal ini terjadi sebab ternyata pembunuh Anton adalah orang yang kenal dekat dengannya, bahkan anak dari pembunuh ini sangat rajin ke sekolah.

kisah perjuangan Anton dan Ida van der Loosdrecht yang rela menyeberangi lautan meninggalkan keluarga dan orang-orang yang disayangi demi masyarakat Toraja yang tidak pernah mereka kenal sebelumnya, menjadi bagian yang perlu kita teladani. Sungguh suatu pelayanan yang tidak akan pernah dapat dibalas oleh masyarakat Toraja secara umum dan Gereja Toraja secara khusus. Injil yang bertumbuh dan menjadi dasar terbentuknya Gereja Toraja adalah Injil yang dihiasi dengan darah MARTIR Anton Aris van der Loosdrecht.
,,,,,,dan bertepatan dengan tahun 2013 yang akan datng maka akan di peringati hari ulang tahun Gereja Toraja yang ke 100……

Monday, March 4, 2013

Cara Menegur dengan Kasih



I Timotius 5:1-2 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.
Kasih adalah ciri khas kehidupan orang Kristen dan kasih tidak boleh hanya di bibir saja, tetapi kasih harus di nyatakan dalam perbuatan nyata.  Kasih yang hanya di bibir saja adalah kasih yang semu. Kasih berkaitan erat dengan berkorban, apakah itu berupa berkorban pemberian, berkorban dalam bentuk perhatian bahkan berkorban dalam bentuk perasaan.
Kasih adalah wujut nyata dari ajaran Kristus. Segala tindak tanduk orang Kristen harus didasari oleh kasih, apakah itu dalam pelayanan, pekerjaan, bersosialisasi maupun dalam hal menegur. Teguran yang di sampaikan harus di bungkus oleh kasih. Orang yang salah boleh ditegur asal tetap dalam koridor kasih. Mengapa banyak sekali kita temukan orang yang menegur malah akhirnya bertengkar dengan orang yang ditegurnya? Itu karena teguran yang diberikan adalah teguran yang diluar koridor kasih. Hal ini sering kita temukan di dunia pekerjaan. Seorang atasan sering menegur bawahannya dengan suka-suka. Akibatnya bawahannya melakukan perlawanan yang akhirnya terjadilah pertengkaran.
Contoh teguran yang berada diluar kasih dapat kita lihat dibawah:
1.Teguran yang di motivasi oleh amarah.
2.Teguran yang di motivasi oleh kebencian.
3.Teguran yang di motivasi oleh membalas.
4.Teguran yang di motivasi oleh iri hati.
5.Teguran yang di motivasi oleh untuk menunjukkan power selaku atasan.
Jika kita menegur dengan motivasi diatas maka hasilnya kemungkinan besar bukan mendatangkan kebaikan, melainkan mendatangkan kekacauan.
 
1.Jangan menegur dengan keras.
Biasanya menegur dengan keras di motivasi oleh amarah. Amarah menyebabkan mulut tidak terkendali. Mulut yang tidak terkendali akan mengeluarkan kata-kata yang keras dan menyakitkan. Inilah yang menjadi penyebab munculnya masalah baru yaitu pertengkaran. Akibatnya keadaan semakin kacau. Orang yang ditegur bukannya berubah, malah semakin parah. Sementara orang yang menegur akan semakin emosi yang bisa membawanya jatuh kedalam dosa. Cara ini tidak akan membawa kepada penyelesaian yang lebih baik. Cara yang benar adalah tegurlah dengan suara lembut walaupun hati kita sudah sangat jengkel. Ini sangat sulit dan butuh pengorbanan, yaitu korban perasaan.  Itulah kasih, seperti yang saya ungkapkan diatas, kasih adalah pengorbanan termasuk korban perasaan.
2. Tegurlah dengan tatakrama dan sopan santun. 
Hargailah orang yang lebih tua walaupun ia salah, tegurlah ia dengan sopan. Itulah tatakrama sopan santun yang benar. Walaupun kita berhak untuk menegurnya, tetapi jangan gunakan hak itu sesuka hati.   Hargailah dia sebagai orang yang lebih tua. Jika kita bisa melakukan itu maka pasti ia tidak akan membenci kita, malah sebaliknya ia akan semakin menyegani kita.
Daud adalah pribadi yang tepat untuk kita jadikan contoh. Walaupun ia tidak berbuat salah namun Saul sangat benci kepadanya dan ingin membunuhnya. Namun Daud tidak pernah membenci Saul. Bahkan ketika ada kesempatan baginya untuk membunuh Saul, Daud tidak melakukannya. Malah ia menasihati Saul dengan lembut. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:
I Samuel 24:10-12 Lalu berkatalah Daud kepada Saul: “Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
3. Tegurlah dengan didikan.
Terkadang orang melakukan kesalahan karena kekurangan hikmat. Kesalahan seperti ini sering dilakukan oleh kaum muda. Kaum muda adalah orang yang mempunyai kekuatan dan semangat namun sangat disayangkan terkadang mereka kurang berhikmat. Dan untuk orang yang demikian cara menegur yang paling baik adalah dengan dimotivasi oleh didikan dan pengayoman, teguran ini biasanya dalam bentuk nasihat yang mendidik.
Amsal  22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Oleh sebab itu, jika kita ingin orang yang berbuat salah berubah dari perbuatannya dan berbalik dari jalannya yang salah maka kita harus menegurnya dengan kasih, bukan dengan amarah atau dengan kebencian. Sebelum kita mengajak dia untuk hidup benar dalam Kristus maka kita harus menunjukkan terlebih dahulu kasih Kristus yang benar yaitu dengan cara menegurnya dalam kasih. Jika kita bisa melakukannya maka masalah yang baru yaitu pertengkaran tidak akan terjadi, dan orang yang kita tegur tersebut kemungkinan besar akan berubah. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Friday, March 1, 2013

Terbayar Lunas

menebus lunasEngkau Sudah Dibayar Lunas

“ Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas ”
( 1 Petrus 1 : 18 )

Setelah hidup dalam kehidupan yang “layak” , waktu saya di bumi telah selesai. Hal pertama yang saya ingat adalah duduk di bangku ruang pembelaan di sebuah pengadilan. Ketika saya melihat ke sebelah kanan saya, di sana duduk “penuntut” yang terlihat berwajah kejam dan sadis. Ketika saya melihat ke sebelah kiri saya, di sana duduk “pengacara” saya, laki-laki yang berwajah baik dan lembut. Tiba-tiba pintu di sudut terbuka dan muncul Hakim dengan jubah panjang yang melambai-lambai. Kehadiran-Nya sangat mengagumkan sampai-sampai saya tidak melepaskan pandangan pada-Nya. Ketika dia mengambil tempat duduk di belakang mahkamah, dia berkata, “ Mari kita mulai. ”

Penuntun berdiri dan berkata, “ Nama saya Setan, dan saya di sini untuk menunjukkan pada-Mu mengapa orang ini milik neraka. ” Dia meneruskan dengan mengatakan kebohongan yang pernah saya katakan, barang-barang yang pernah saya curi, dan bagaimana saya berbuat curang pada orang lain di masa lalu. Setan mengatakan perbuatan tak wajar lain yang mengerikan di masa hidup saya, dan makin banyak dia berbicara makin dalam saya terpelosok di tempat duduk saya. Saya sangat malu sehingga saya tidak dapat melihat siapapun. Saya cemas pada Setan yang mengatakan semua hal tentang saya dan saya juga cemas pada wakil saya yang duduk diam tanpa menawarkan bentuk pembelaan sama sekali. Setan menyelesaikannya dengan kemarahan dan berkata, “ Orang ini milik neraka; dia bersalah terhadap semua yang saya tuntut; dan tidak seorang pun dapat membuktikan sebaliknya. Keadilan akhirnya akan dilayani hari ini. ”

Ketika tiba giliran-Nya, pertama pengacara saya bertanya apakah dia diperbolehkan mendekati mahkamah, dan Hakim pun memperbolehkannya. Ketika Dia berdiri dan berjalan, saya dapat melihat-Nya sekarang dalam Keagungan dan Kemuliaan-Nya dan Dia adalah Yesus Penyelamat saya. Dia berhenti, berbalik lalu berbicara, “ Setan benar mengatakan bahwa orang ini berdosa, saya tidak akan menentang pernyataan ini, dan benar upah dosa adalah maut, dan orang ini pantas untuk dihukum ".

Yesus menarik nafas kemudian berbalik pada Bapa-Nya dengan mengulurkan tangan dan berbicara,  “ Bagaimanapun juga, Aku mati di kayu salib sehingga orang ini boleh hidup dan dia telah menerima Aku sebagai Penyelamatnya, maka dia milik-Ku. Namanya tertulis di buku kehidupan dan tak seorang pun dapat merenggutnya dari-Ku. ” Ketika Yesus duduk, Dia diam, menatap Bapa-Nya dan menjawab, “ Tidak ada lagi yang perlu diselesaikan. Aku telah menyelesaikannya. ”

Hakim mengangkat tangan-Nya yang hebat dan memukul palu dan berkata, “ Orang ini bebas hukuman. Untuknya telah dibayar lunas. Kasus ditutup. ” Setan berteriak marah dan berkata, “ Aku tidak akan menyerah, aku akan memenangkan yang berikutnya! ”

Ketika Tuhan menuntun saya keluar, saya bertanya pada Yesus, “ Pernahkah Kau kalah dalam satu kasus? ” Kristus tersenyum penuh kasih dan berkata, “ Setiap orang yang datang pada-Ku dan meminta Aku untuk mewakili mereka, mereka menerima putusan yang sama seperti kamu. Terbayar Lunas. ”

Sumber : Christian Story

Thursday, February 21, 2013

Kasih Yang Setia

Yohanes 19:25-30 



Ketika Yesus melihat ibu- Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” —Yohanes 19:26

The Chester Beatty Library di Dublin, Irlandia, adalah perpustakaan yang menyimpan koleksi indah dari fragmenfragmen Alkitab kuno. Satu fragmen yang sangat kecil merupakan bagian dari Yohanes 19. Bagian kecil dari catatan Yohanes ini menggambarkan peristiwa ketika Yesus disalibkan dimana Dia berbicara kepada ibu- Nya dengan ungkapan penuh kasih dan perhatian kepada sang ibu. Yohanes 19:25-26 menuliskan, “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ‘Ibu, inilah, anakmu!’”

Saat menatap fragmen kuno tersebut, kembali saya tertegun ketika melihat betapa nyatanya kasih Yesus kepada ibu dan murid-Nya. Betapa, dengan kata-kata yang jelas, Yesus membuat dunia menjadi tahu tentang kasih dan kepedulian-Nya dengan menunjukkan perhatian-Nya, bahwa Maria akan dijaga oleh Yohanes, murid yang dikasihi-Nya, ketika Dia pergi. Ketika tergantung di kayu salib, Yesus berkata kepada Yohanes, “‘Inilah ibumu!’ Dan sejak saat itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya” (ay.27).

Saya ingin menyarankan supaya hari ini, pada perayaan Hari Ibu, menjadi saat yang indah untuk menyatakan di depan umum kasih Anda kepada ibu Anda, jika beliau masih hidup—atau untuk beryukur kepada Allah untuk ibu Anda, jika beliau sudah meninggal. Lalu tunjukkan kepada ibu Anda dengan sejumlah cara yang nyata untuk mengungkapkan betapa Anda begitu mengasihinya dan betapa beliau sungguh berarti bagi Anda. —WEC
Karena anugerah Allah yang tak ternilai, yang diberikan pada kita
Suatu hari nanti, kita harus berpisah darinya,
Limpahi dirinya dengan kasih dan kebaikan,
Kasih yang sejati, dengan sepenuh hati kita. —Stairs

Tuhan berkati ibuku; aku berutang padanya atas keberadaanku dan harapanku. —Abraham Lincoln.

Thursday, February 14, 2013

Kasih Valentine vs Kasih Tuhan

Renungan Harian Remaja tips

Dear Teman Sahabat Seiman...
Happy Valentine's day...


Just want to share this article...
May the love of God will always shine upon us so we will always love each other unconditionally. . just like His love towards us... Love and best regards,Gabriel & Troyce


Kasih Valentine vs Kasih Tuhan
Menjelang Hari Valentine, banyak diantara kita -terutama kaum muda- telah menyiapkan kartu-kartu ucapan dan hadiah-hadiah bagi yang terkasih.

Hal ini baik tentunya, mengingat Tuhan menganjurkan kita untuk saling mengasihi (1 Yohanes 4:7).
Akan tetapi, sementara kita merayakan Valentine, mari kita mengingat juga akan kasih yang terbesar, yaitu kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Berikut ini beberapa hal yang membedakan kasih Valentine dan kasih Tuhan:
  1. Kasih Valentine dapat hancur – artinya Anda bisa menerima Valentine dari seseorang tahun ini, yang mungkin tidak akan menyapa Anda lagi tahun depan, jika muncul problem dalam hubungan Anda. Sementara kasih Tuhan berkesudahan dan tidak dapat dipisahkan dari apapun (Roma 8:38-39).
  2. Kasih Valentine berkaitan dengan masa lalu – artinya jika Anda telah membuat orang lain tersinggung (walau tidak sengaja), jangan harap mendapat kasih Valentine darinya. Sebaliknya, kemungkinan besar Anda juga tidak akan mengirim Valentine ke orang yang pernah menyinggung Anda. Tapi kasih Tuhan tidak mengingat hal-hal di masa lampau (Yesaya 43:18).
  3. Kasih Valentine berusaha menyenangkan orang lain dengan tujuan agar orang tersebut membalas kasih kita, tapi kasih Tuhan tanpa syarat (Efesus 2:8).
  4. Kasih Valentine diperlihatkan dengan pemberian hadiah-hadiah fana misalnya: kartu, coklat, atau makan bersama. Kasih Tuhan diperlihatkan dengan pengorbanan jiwa, dengan kematian putra satu-satunya (Yohanes 3:16).
  5. Kasih Valentine sangat pemilih – ditujukan pada orang tertentu saja, tapi Tuhan tidak pilih kasih. Ia mengenal semua manusia dengan terperinci, Ia mengetahui segala perbuatan, pikiran atau kata-kata kita, bahkan sebelum kita lakukan, dan mencintai kita apa adanya (Mazmur 139: 1-5).Jadi saat kita merayakan kasih kita kepada sesama, ingatlah juga untuk mengasihi Dia yang lebih dulu mengasihi kita dan yang terus mengasihi kita, yaitu Tuhan kita, Yesus Kristus.

Sumber: http://www.relijour nal.com/Christia nity/Valentines- Love-Versus-Gods- Love.468629

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India