Thursday, February 21, 2013

Kasih Yang Setia

Yohanes 19:25-30 



Ketika Yesus melihat ibu- Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” —Yohanes 19:26

The Chester Beatty Library di Dublin, Irlandia, adalah perpustakaan yang menyimpan koleksi indah dari fragmenfragmen Alkitab kuno. Satu fragmen yang sangat kecil merupakan bagian dari Yohanes 19. Bagian kecil dari catatan Yohanes ini menggambarkan peristiwa ketika Yesus disalibkan dimana Dia berbicara kepada ibu- Nya dengan ungkapan penuh kasih dan perhatian kepada sang ibu. Yohanes 19:25-26 menuliskan, “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ‘Ibu, inilah, anakmu!’”

Saat menatap fragmen kuno tersebut, kembali saya tertegun ketika melihat betapa nyatanya kasih Yesus kepada ibu dan murid-Nya. Betapa, dengan kata-kata yang jelas, Yesus membuat dunia menjadi tahu tentang kasih dan kepedulian-Nya dengan menunjukkan perhatian-Nya, bahwa Maria akan dijaga oleh Yohanes, murid yang dikasihi-Nya, ketika Dia pergi. Ketika tergantung di kayu salib, Yesus berkata kepada Yohanes, “‘Inilah ibumu!’ Dan sejak saat itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya” (ay.27).

Saya ingin menyarankan supaya hari ini, pada perayaan Hari Ibu, menjadi saat yang indah untuk menyatakan di depan umum kasih Anda kepada ibu Anda, jika beliau masih hidup—atau untuk beryukur kepada Allah untuk ibu Anda, jika beliau sudah meninggal. Lalu tunjukkan kepada ibu Anda dengan sejumlah cara yang nyata untuk mengungkapkan betapa Anda begitu mengasihinya dan betapa beliau sungguh berarti bagi Anda. —WEC
Karena anugerah Allah yang tak ternilai, yang diberikan pada kita
Suatu hari nanti, kita harus berpisah darinya,
Limpahi dirinya dengan kasih dan kebaikan,
Kasih yang sejati, dengan sepenuh hati kita. —Stairs

Tuhan berkati ibuku; aku berutang padanya atas keberadaanku dan harapanku. —Abraham Lincoln.

Thursday, February 14, 2013

Kasih Valentine vs Kasih Tuhan

Renungan Harian Remaja tips

Dear Teman Sahabat Seiman...
Happy Valentine's day...


Just want to share this article...
May the love of God will always shine upon us so we will always love each other unconditionally. . just like His love towards us... Love and best regards,Gabriel & Troyce


Kasih Valentine vs Kasih Tuhan
Menjelang Hari Valentine, banyak diantara kita -terutama kaum muda- telah menyiapkan kartu-kartu ucapan dan hadiah-hadiah bagi yang terkasih.

Hal ini baik tentunya, mengingat Tuhan menganjurkan kita untuk saling mengasihi (1 Yohanes 4:7).
Akan tetapi, sementara kita merayakan Valentine, mari kita mengingat juga akan kasih yang terbesar, yaitu kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Berikut ini beberapa hal yang membedakan kasih Valentine dan kasih Tuhan:
  1. Kasih Valentine dapat hancur – artinya Anda bisa menerima Valentine dari seseorang tahun ini, yang mungkin tidak akan menyapa Anda lagi tahun depan, jika muncul problem dalam hubungan Anda. Sementara kasih Tuhan berkesudahan dan tidak dapat dipisahkan dari apapun (Roma 8:38-39).
  2. Kasih Valentine berkaitan dengan masa lalu – artinya jika Anda telah membuat orang lain tersinggung (walau tidak sengaja), jangan harap mendapat kasih Valentine darinya. Sebaliknya, kemungkinan besar Anda juga tidak akan mengirim Valentine ke orang yang pernah menyinggung Anda. Tapi kasih Tuhan tidak mengingat hal-hal di masa lampau (Yesaya 43:18).
  3. Kasih Valentine berusaha menyenangkan orang lain dengan tujuan agar orang tersebut membalas kasih kita, tapi kasih Tuhan tanpa syarat (Efesus 2:8).
  4. Kasih Valentine diperlihatkan dengan pemberian hadiah-hadiah fana misalnya: kartu, coklat, atau makan bersama. Kasih Tuhan diperlihatkan dengan pengorbanan jiwa, dengan kematian putra satu-satunya (Yohanes 3:16).
  5. Kasih Valentine sangat pemilih – ditujukan pada orang tertentu saja, tapi Tuhan tidak pilih kasih. Ia mengenal semua manusia dengan terperinci, Ia mengetahui segala perbuatan, pikiran atau kata-kata kita, bahkan sebelum kita lakukan, dan mencintai kita apa adanya (Mazmur 139: 1-5).Jadi saat kita merayakan kasih kita kepada sesama, ingatlah juga untuk mengasihi Dia yang lebih dulu mengasihi kita dan yang terus mengasihi kita, yaitu Tuhan kita, Yesus Kristus.

Sumber: http://www.relijour nal.com/Christia nity/Valentines- Love-Versus-Gods- Love.468629

Valentine's Day : Kasih

Ayat bacaan: 1 Korintus 13:4-7

=======================
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

kasih, valentineValentine's day is here. Sebagian orang merayakannya bersama kekasih dengan sesuatu yang romantis. Hadiah berbentuk hati, candle light dinner, warna pink mewarnai berbagai suasana, dan tidak jarang pula yang menyatakan cinta lewat sebentuk puisi, ungkapan rasa, ada pula yang menjadikannya sebuah momen untuk memperbaharui komitmen. Di sisi lain ada pula yang kontra, menganggap Valentine tidak lebih dari sekedar momen yang dimanfaatkan untuk komersil, atau menolaknya karena menganggap hari kasih sayang ini sebagai sebuah produk agama tertentu saja. Sebagian lainnya yang kontra menganggap bahwa tidak perlu ada hari kasih sayang. Apapun pendapat dan keputusan orang harus kita hargai, tetapi bagi saya pribadi sebuah hari kasih sayang seperti ini sangat perlu. Seperti kebanyakan dari kita, saya ditimbun kesibukan, jadwal pekerjaan, rutinitas dan berbagai aktivitas setiap hari sehingga harus diakui ada banyak hari dimana saya tidak lagi punya waktu untuk menyatakan kasih kepada istri, orang tua, atau orang-orang terdekat saya. Sebuah hari spesial seperti Valentine menjadi sebuah hari yang saya dedikasikan buat menyatakan kasih dan perhatian saya kepada mereka, terutama kepada istri yang telah hadir dalam hidup saya sebagai sebuah anugerah yang luar biasa indah dari Tuhan.

Sebuah hari kasih sayang alangkah baiknya dipakai untuk kembali merenungkan arti dan nilai-nilai yang dikandung dari sebuah kata yang simpel namun bermakna sangat dalam, "kasih". Lebih daripada sebuah kasih yang diungkapkan lewat rangkaian bunga, hadiah atau candle light dinner, muatan nilai kasih dalam Kekristenan sesungguhnya sangatlah besar. Kita bisa melihat seperti apa kasih itu lewat apa yang disampaikan Paulus.

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1 Korintus 13:4-7).

Lihatlah betapa tidak ringannya muatan kasih yang sesungguhnya dalam Kekristenan. Sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, sopan, tidak mencari untung sendiri, tidak mendendam, adil, suka akan kebenaran, tidak mengungkit-ungkit kesalahan atau kekurangan orang, berpikir positif terhadap orang lain, tetap memiliki pengharapan dan sabar dalam kesesakan. Itulah gambaran kasih yang sebenarnya. Mungkin kita mudah menyatakan kasih kepada orang-orang terdekat yang kita cintai, tetapi bagaimana terhadap orang asing, atau bahkan orang yang jahat terhadap kita?

Hari ini merupakan hari yang sangat baik dipakai untuk sebuah perenungan, sejauh mana kita sudah mengaplikasikan nilai-nilai kasih Kerajaan Allah dalam hidup kita untuk menyentuh orang banyak. Sesungguhnya kasih merupakan inti dasar Kekristenan yang seharusnya mampu menjamah hati orang lain dan menjadi salah satu cerminan kasih Allah secara nyata di dunia. Alkitab jelas berkata "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8). Kita tidak bisa mengakui mengenal atau dekat dengan Allah tanpa mengasihi, dan apa yang harus kita tunjukkan bukanlah sebentuk kasih yang biasa saja, tetapi kasih yang mengandung nilai-nilai sangat dalam seperti yang dirinci oleh Paulus di atas. Betapa banyaknya Alkitab menjabarkan kasih, sehingga saya selalu mengatakan seandainya kita memeras Alkitab sampai habis, maka kasih adalah intisari yang akan keluar daripadanya. Dan Alkitab pun mencatat "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap...Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (1 Korintus 13:8,13).

Di hari kasih sayang ini, marilah kita menyatakan kasih kepada orang-orang terdekat kita selagi masih ada kesempatan untuk itu, tidak salah sama sekali memberi rangkaian bunga atau hadiah sebagai ungkapan rasa cinta, itu akan sangat indah, tetapi lebih daripada itu marilah kita melebarkan sayap untuk membagi kasih kepada orang lain tanpa memandang latar belakang mereka. Happy Valentine's Day, Jesus bless you all.

Share God's love to others

Wednesday, February 13, 2013

Valentine Day : Kasihilah Seorang Akan Yang Lain

KASIHILAH SEORANG AKAN YANG LAIN

( I Yohanes 4:7-12; Amsal 17:17 )
4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

1. Pengantar.
 
”Valentin Day’s”
Kemarin kumenatap dirimu, Menanti senyummu dan asamu.
Sekarang kumenanti dirimu, Di hari Valentin yang kelabu.
Di hari Valentin ini, Kupercaya pada bisikan angin
Yang akan membawa hatimu, Tuk berjalan bersamaku
Aku punya rasa dan kata, Lebih daripada segalanya
Valentinku beri makna, kiranya dua hati menjadi satu rasa
Selamat Valentin buatmu, Semoga kamu bahagia
Semoga kamu semakin pasti, Mengejar asa dan cintamu

Itulah salah satu dari sekian banyak sepenggal puisi yang saya baca di salah satu surat kabar,  sebagai ungkapan perasaan seseorang kepada keluarga atau sahabat yang dikasihinya pada hari Valentin atau yang disebut orang sebagai ”Hari Kasih Sayang”. Tepatnya setiap tanggal 14 Pebruari, tiap tahunnya, semua umat manusia, khususnya kaum muda saling mengungkapkan selamat hari Valentin.
Banyak cara merayakan hari yang berbahagia ini mis.
  • Saling mengungkapkan perasaan kasih dengan keluarga, teman dan juga pacar.
  • Juga saling memberikan kartu dengan bergambarkan burung merpati dan Cupid (sosok anak kecil bersayap memegang busur panah yang menyebarkan cinta dengan anak panahnya yang disebut sebagai dewa cinta orang Romawi). Kartu dengan gambar hati berwarna merah muda pada kartu bertuliskan kalimat manis atau terkadang konyol.
  • Selain itu ada juga yang memberikan bunga mawar, parfum, sapu tangan, cincin dan cokelat sebagai tanda kasih.
  • Bahkan ada juga yang merayakan dengan berlebihan, mis. Di Filipina tahun 2004 yang lalu, sebanyak 5.122 pasangan mengadakan ciuman masal secara romantis selama 10 detik pukul 12.00 tengah malam, di tempat terbuka sebagai tanda ungkapan kasih sayang. (Harian Sib, 14 Pebruari 2004, hlm. 1).
  • Bahkan menurut catatan rekor dunia, Guinness Book of World Records, ciuman massal terbesar terjadi pada 1 September 2007 saat 6.980 pasangan saling berpagut di kota Tuzla, Bosnia-Herzegovina. (rileks.com)
  • Tahun ini juga di Thailand sekitar 200 pasangan akan menikah masal bertepatan dengan hari valentine (detiknews.com)
  • Bahkan ada yang menyerahkan kegadisannya kepada kekasihnya sebagai hadiah istimewa di hari kasih sayang ini.
  • Di Indonesia khususnya di kota besar juga kita dapat melihat bagaimana pusat perbelanjaan (mall) sampai ke pedagang kaki lima memperjualbelikan pernak pernik hari valentine.
    • Tahun ini secara khusus bagi orang China, hari Valentine semakin bermakna ketika bersamaan dengan hari raya imlek.
    • Ya, inilah fenomena Hari Valentine, Hari Kasih Sayang!. Namun, apakah itu sebenarnya makna dari hari kasih sayang atau valentin tersebut?.
2. Dari mana datangnya asal usul hari valentin?
Bila melihat asal usul dari hari valentin ini sebenarnya banyak versi. Sebenarnya asal usulnya bukan dari pemahaman kekristenan. Salah satu versi yang tidak terlalu banyak dikutip menyebutkan, tradisi Valentine berasal dari pawai sejumlah wanita di Jerman pada abad pertengahan (sekitar tahun 500). Mereka mengawal sebuah kereta yang dipercaya sedang ditumpangi seorang dewi. Iring-iringan itu disambut sukacita oleh masyarakat. Dalam festival kuno penuh sukacita yang bisa berlangsung sampai 12 hari itu, yang dimulai pada pertengahan bulan Pebruari ini, wanita bebas melakukan apa saja termasuk seks, karena dihormati sebagai simbol kesuburan.

Selain itu pada masyarakat Eropa, setiap pertengahan bulan Pebruari, tepatnya tanggal 14 Pebruari dikenal dengan musim kawin burung. Pada saat itu burung-burung saling mencari pasangan. Sehingga hal ini diambil alih oleh manusia sebagai cara mencari pasangan. Versi lain yang paling sering muncul mencatat, Hari Kasih Sayang merujuk pada festival Lupercalia yang dirayakan bangsa Roma sejak berabad-abad sebelum masehi. Festival yang diadakan pertengahan bulan Februari ini didedikasikan untuk memuja Dewa Faunus, dewa pelindung pertanian, dan sebagai sarana untuk menyucikan diri. Dalam pesta yang sekaligus untuk menyambut musim semi itu, mereka memohon kesehatan dan kesuburan bagi tanaman, hewan ternak, dan diri mereka sendiri. Setelah upacara pemujaan dewa selesai, festival dimulai. Wanita muda Roma akan menempatkan nama-nama mereka dalam kendi besar. Setelah itu, setiap bujangan akan memilih satu nama dari kendi itu untuk bertukar hadiah dan menjadi pasangannya sampai pesta berakhir. Tak jarang, hubungan ini berakhir dengan perkawinan.

Namun semua kegiatan itu di atas ditentang oleh Gereja karena tidak sesuai dengan norma kesusilaan Agama. Sehingga Sekitar abad V Masehi, setelah bangsa Roma menjadi Kristen, sistem lotre mencari pasangan dan pesta seks ini  dianggap tidak lagi pantas. Karena itu, Paus Gelasius mendeklarasikan tanggal 14 Februari sebagai Hari Valentine, yaitu hari untuk mengungkapkan kasih sayang bukan hanya kepada kekasih tetapi juga kepada keluarga, dan setiap orang yang merasa kita harus mengasihinya.

Pemberian nama Valentine sendiri merujuk pada seorang martir (yang meninggal demi kepercayaan kepada Kristus) yang meninggal sekitar dua abad sebelumnya yang bernama Valentinus. Valentinus adalah pendeta dan ahli fisika Roma yang menentang pemerintahan Kaisar Claudius II (yang bukan pemeluk agama Kristen), Pada masa itu, Kaisar Romawi Claudius II ini, mengharuskan para pria lajang bergabung dalam bala tentara Roma. Karena ambisi Claudius, akhirnya pernikahan pun tidak diizinkan sehingga lebih banyak lelaki pergi berperang.

Valentine menentang hal di atas. Pada setiap kesempatan dia selalu berkhotbah tentang kasih dan membagikan kartu bergambar hati sebagai tanda kasih Kristus kepada sesama. Selain itu, diam-diam memberkati beberapa pasangan yang ingin menikah, tanpa mengindahkan ancaman pemerintah, sehingga mendekam di penjara dan kemudian dijatuhi hukuman mati. Dalam cerita itu dikisahkan, selama berada di penjara, Valentinus meneruskan kebiasaannya untuk menyatakan kasih, sehingga orang-orang di dalam penjara banyak yang bertobat dan menerima Kristus. Selain itu di dalam penjara Valentin, diminta seorang sipir penjara untuk mengajar putri sang sipir yang buta. Lalu, Valentinus dengan sabar mengajarnya berhitung, mengenalkannya kepada Tuhan, dan membacakan sejarah Roma. Hubungan mereka menjadi sangat dekat, dan sebelum kematiannya, Valentinus meninggalkan pesan terakhir untuk putri sang sipir dengan kalimat penutup “from your Valentine” (dari Valentinmu). Valentinus dihukum mati esok harinya, tanggal 14 Februari 270, dekat sebuah gerbang yang kemudian diberi nama Porta Valentini untuk mengenang namanya. Di atas kuburannya di Roma lalu dibangun sebuah gereja. Diceritakan pula bahwa putri sang sipir menanam sebatang pohon almond di dekat kuburannya, yang sekarang menjadi simbol cinta dan persahabatan yang abadi.

Berdasar kisah itu, nama Valentinus lalu dikenang sebagai simbol kasih sayang dan diterakan untuk menggantikan tradisi festival kuno. Meskipun Gereja Katolik tidak lagi memperingati Santo Valentinus setiap tanggal 14 Februari dalam kalender liturgi resminya, tradisi Valentine terus diselenggarakan dari masa ke masa, dimulai dengan saling mengirimkan kartu ucapan.

Kartu Valentine sendiri, mulai menjadi tradisi di abad pertengahan, dan kartu ucapan yang dikirimkan pada hari Valentine tercatat sebagai kartu ucapan tertua kedua setelah kartu ucapan tahun baru. Salah satu kartu tertua tersimpan di British Museum, dikirimkan tahun 1415 oleh Charles, Duke of Orleans untuk istrinya dari penjara Menara London. Dalam hampir setiap kartu, kalimat penutup pesan terakhir Valentinus kepada putri sang sipir, “from your Valentine”, menjadi kalimat favorit yang terus digunakan sampai sekarang.

3. Makna Valentine Day’s bagi kita sebagai pemuda Kristen
Sekarang, bagi kita sebagai pemuda Kristen apa makna dari hari Valentin untuk kita. Dalam hal ini minimal ada 3 (tiga) makna bagi kita.

a. Mengingat kasih setia Tuhan yang tetap abadi
Di dalam kehidupan kita sehari-hari, tanpa kita sadari bahwa begitu besarnya kasih setia Tuhan di dalam kehidupan kita baik melalui nafas kehidupan, makanan, pekerjaan, keluarga, dll. Bahkan Dia melupakan kesalahan kita, dan menerima kita sebagai anak-Nya. Namun, tanpa disadari kadang-kadang manusia ”kurang berterimakasih” atas apa yang telah diterimanya. Manusia lalai dan menganggap bahwa apa yang diterima adalah karena kekuatan kita sendiri, padahal itu semua karena kasih setia Tuhan seperti pemazmur berkata ”Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!. Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Maz. 136:1) Untuk itu kita melalui perayaan valentine diingatkan agar kita mengingat kasih setia Tuhan itu. Yesus berkata ”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu” (Yoh. 15:9). Dalam hal ini kita diingatkan bahwa Tuhanlah terlebih dahulu yang mengasihi kita, sehingga kita juga harus hidup di dalam kasih-Nya itu.

b. Membagikan kasih itu kepada sesama.
Kasih setia Tuhan yang telah kita terima, sekarang dipanggil Tuhan untuk membagikannya kepada sesama kita. Untuk itu melalui hari valentin kita membagikan kasih itu melalui sikap, ucapan, perbuatan, melalui doa dsb. Siapakah itu sesama? Tentu saja bukan hanya terbatas kepada orangtua, keluarga, teman dekat, tetapi kepada setiap orang yang perlu kita kasihi (termasuk orang yang membenci kita). Amsal 17:17 mengatakan ”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara di dalam kesukaran”. Dengan demikian kita menjadi sahabat yang sejati bagi mereka. Selain itu kita berikan waktu yang banyak untuk sesama kita lewat kasih kita yang tulus dan ikhlas.c. Saling memaafkan dan mengampuni di antara satu dengan yang lain.
Setiap manusia memiliki kesalahan dan kelemahan. Hari valentin waktu yang tepat untuk saling membangun dan menerima keberadaan masing-masing. Yesus berkata ”Inilah perintah-Ku kepadamu:kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh. 9:17). Di dalam perintah ini sudah tercakup bahwa mengampuni adalah bagian dari mengasihi.

4. Penutup.
Ingat, mengungkapkan perasaan kasih tidak hanya pada hari valentin, tetapi setiap saat, setiap waktu. Namun sekarang ini oleh karena keegoisan, ketidakpedulian, kedengkian, amarah, saling menjatuhkan sesama, telah membuat manusia akan kasih kepada Tuhan dan sesama. Untuk itu dengan adanya hari valentin, minimal mengingatkan kita kembali agar tetap mengasihi Tuhan dan sesama kita. Akhir kata marilah kita saling mengungkapkan ”Selamat Hari Valentin” dengan orang yang berada di samping kanan dan kiri kita masing-masing. Tuhan memberkati. Amin…..

Sejarah Hari Valentine

Di berbagai belahan dunia, orang beramai-ramai mengamini bahwa tanggal 14 Februari adalah hari Velentine. Di Indonesia pun, para warganya turut menyambut gembira datangnya hari kasih sayang ini, meskipun sebenarnya mereka tak tahu pasti mengapa harus ikut merayakan hari tersebut.

Bukankah untuk menunjukkan rasa sayang kita terhadap teman, kekasih ataupun keluarga kita tak perlu menunggu datangnya tanggal 14 februari, kita bisa menunjukkannya setiap hari. Kita juga tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli coklat, bunga dan pernak-pernik lainnya untuk menunjukkan rasa sayang kita, cukup dengan perhatian yang tulus.

Terlepas dari itu semua, marilah kita kupas secara detail keistimewaan hari Valentine yang kedatangannya selalu membuat dunia menjadi serba merah muda. Beberapa para ahli mengatakan bahwa asal mula Valentine itu berkaitan dengan St. Valentine. Ia adalah seorang pria Roma yang menolak melepaskan agama Kristen yang diyakininya.

Ia meninggal pada 14 Februari 269 Masehi, bertepatan dengan hari yang dipilih sebagai pelaksaan 'undian cinta'. Legenda juga mengatakan bahwa St. Valentine sempat meninggalkan ucapan selamat tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat dengannya. Di akhir pesan itu, ia menuliskan : "Dari Valentinemu".

Sementara itu sebuah cerita lain mengatakan bahwa Saint Valentine adalah seorang pria yang membaktikan hidupnya untuk melayani Tuhan di sebuah kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Ia dipenjarakan atas kelancangannya membantah titah sang kaisar. Baru pada tahun 496 Masehi, pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi Valentine.

Akhirnya secara bertahap 14 Februari menjadi hari khusus untuk bertukar surat cinta dan St. Valentine menjadi idola para pecinta. Datangnya tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan hadiah sederhana, semisal bunga. Sering juga untuk merayakan hari kasih sayang ini dilakukan acara pertemuan besar atau bahkan permainan bola.

Di AS, Miss Esther Howland tercatat sebagai orang pertama yang mengirimkan kartu valentine pertama. Acara Valentine mulai dirayakan besar-besaran semenjak tahun 1800 dan pada perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang menguntungkan.

Perlahan semarak hari kasih sayang ini merebak keluar dan menular pada masyarakat di seluruh dunia dibumbui dengan versi sentimentak tentang makna valentine itu sendiri. Bahkan anak-anak kecil pun tertular dengan wabah ini, mereka saling berkirim kartu dengan teman-temannya di sekolah untuk menunjukkan rasa sayang mereka.

Sejarah Hari Valentine
Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan 'Feast of Lupercalia.'

Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu.

Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya.

Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.

Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut.

Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.

Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine.

Kisah St. Valentine
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut, dan ia bukan satu-satunya. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.

Namun sayangnya keinginan ini bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.

Ia berfikir bahwa jika pria tak menikah, mereka akan dengan sennag hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Para pasangan muda menganggap keputusan ini sangat tidak manusiawi. Karena menganggap ini adalah ide aneh, St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.

Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan.

Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara.

Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St. Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar.

Di hari saat ia dipenggal,14 Februari, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : "Dengan Cinta dari Valentinemu."

Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.

Tradisi Valentine
-- Selama beberapa tahun di Inggris, banyak anak kecil di dandani layaknya anak dewasa pada hari Valentine. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah sambil bernyanyi.

-- Di Wales, para pemuda akan menghadiahkan sendok kayu pada kekasihnya pada hari kasih sayang itu. Bentuk hati dan kunci adalah hiasan paling favorit untuk diukir di atas sendok kayu tersebut.

-- Pada jaman Romawi kuno, para gadis menuliskan namanya di kertas dan memasukkan ke dalam botol. lalu para pria akan mengambil sah satu kertas tersebut untuk melihat siapakan yang akan menjadi pasangan mereka dalam festifal tersebut.

-- Di Negara yang sama, para gadis akan menerima hadiah berupa busana dari para pria. Jika ia menerima hadiah tersebut, ini pertanda ia bersedia dinikahi pria tersebut.

-- Beberapa orang meyakini bahwa jika mereka melihat robin melayang di udara saat hari Valentine, ini berarti ia akan menikah dengan seorang pelaut. Sementara jika seorang wanita melihat burung pipit, maka mereka akan menikah dengan seorang pria miskin. Namun mereka akan hidup bahagia. Sementara jika mereka melihat burung gereja maka mereka akan menikah dengan jutawan.

-- Sebuah kursi cinta adalah kursi yang lebar. Awalnya kursi ini dibuat untuk tempat duduk seorang wanita (jaman dahulu wanita mengenakan busana yang sangat lebar). Belakangan kursi cinta dibuat untuk tempat duduk dua orang. dengan cara ini sepasang kekasih bisa duduk berdampingan.

-- Pikirkan lima atau enam nama pria (jika anda wanita) atau lima atau enam nama wanita (jika anda pria) yang ingin anda nikahi. Lalu putralah setangkai apel sambil menyebut nama tersebut satu persatu. Anda akan menikah dengan nama yang anda sebut saat tangkai tersebut lepas dari buahnya.

-- Petiklah sekuntum bungan dandelion yang tengah mengembang. Tiuplah putik-putik pada bunga tersebut, lalu hitunglah putik yang tersisa. Itu adalah jumlah anak yang akan anda miliki setelah menikah.

-- Jika anda memotong sebuah apel pada tengahnya dan menghitung jumlah biji di dalamnya, ini juga bisa menunjukkan jumlah anak yang akan anda miliki setelah menikah.


Happy Valentine Guys

Tuesday, February 12, 2013

Jangan Sia-Siakan Hidupmu

Ada seorang penulis yang sedang memperhatikan apa pun yang dikerjakan oleh orang-orang di sekitarnya. Setiap pagi dia melihat seorang anak kecil berangkat ke sekolah mengenakan seragam merah putih.

Lalu iya berjalan ke sawah, dilihatnya seorang petani sedang membajak sawahnya sebelum menanaminya dengan bibit padi. Dia juga melihat ada seorang wanita yang rajin berjualan kue yang dijajakn dari pintu-ke pintu.

Puluhan tahun telah ia lalui dengan pengamatan yang sama terhadap seorang anak kecil, petani, dan seorang penjual kue. Ada yang berbeda dari mereka. Seorang anak kecil yang dulunya berseragam merah putih, kini telah menjadi seorang pengusaha. Seorang petani masih sama dengan pekerjaannya yaitu menanam padi dan menuai beras sehingga penulis itu masih bisa menikmati nasi setiap hari. Sedangkan untuk seorang penjual kue kini telah memiliki toko yang besar hasil dari keuletannya.

Segala sesuatu yang kita kerjakan dengan penuh keyakinan dan ketekunan pasti akan membuahkan hasil yang maksimal. Jangan sia-sia waktu yang kita miliki. Bila kita ingin menuai esok hari, maka kita harus menaburnya dari sekarang.

Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.
( Amsal 13:4 )


Sumber : Renungan Harian Kristen

Tuesday, February 5, 2013

Hanya Bergantung Pada Tuhan

Rahasia Menjadi Kuat dalam Hidup

menjadi kuatTolonglah kami ya Tuhan, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar
( 2 Tawarikh 14:11 )

Sebuah dongeng kuno dari Indonesia menceritakan tentang seekor kura-kura yang dapat terbang. Ia menggigit sebatang kayu yang dibawa oleh dua ekor angsa. Pada saat kura-kura itu mendengar orang-orang dari darat yang melihatnya berkata, Wah, cemerlang sekali ide angsa-angsa itu! harga dirinya sangat terluka sehingga ia berteriak, Itu ideku! Tentu saja ia jadi kehilangan pegangan. Harga dirinya telah menjadi kehancuran bagi dirinya.

Selama empat puluh satu tahun, Asa menjadi raja yang kuat dan rendah hati. Ia membawa kedamaian dan kemakmuran bagi kerajaan Yehuda. Dan pada tahun-tahun awal pemerintahannya, Asa menaikkan doa demikian, Ya Tuhan, selain daripada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya Tuhan, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar (2Tawarikh 14:11).

Namun pada akhir pemerintahannya, ketika pasukan kerajaan Israel bagian utara menyerangnya, Asa mencari pertolongan dari raja Siria dan bukannya dari Allah. Karena kebodohannya, pemerintahannya melemah dan bangsanya mengalami peperangan. Apa yang salah dalam hal ini? Karena bangga dengan keberhasilan masa lalu, Asa telah lupa bahwa seharusnya ia bergantung pada Tuhan, sehingga Tuhan tak lagi menunjukkan diri-Nya kuat demi kepentingan Asa (2 Tawarikh 16:9).
Allah masih mencari orang-orang yang mengizinkan Dia untuk menunjukkan kekuatan-Nya dalam hidup mereka. Hidup dengan rendah hati dan bergantung pada Allah merupakan ide yang benar-benar cemerlang!

TAK SEORANG PUN LEBIH KUAT DARIPADA SESEORANG YANG BERGANTUNG PADA ALLAH

Sumber : Christian Story.Com

Saturday, February 2, 2013

Tukar Link


Hilang Arah

Hilang ArahAda seorang nahkoda sedang kebingungan saat kapalnya hilang arah di tengah lautan. Tiba-tiba kompasnya tidak berfungsi dan kini kapalnya terombang-ambing. Belum lagi cuaca yang tidak bersahabat karena nampaknya badai akan segera tiba. Sang nahkoda pun putus asa dan merelakan seluruh isi kapal termasuk dirinya ke dalam bahaya begitu saja.

Pernahkah kita mengalami hilang arah dalam kehidupan kita? Kita tidak tahu kemana akan melangkah. Dan saat badai kehidupan datang menerpa, kita hanya bisa terdiam dan pasrah terhadap semua yang terjadi. Kita pun tidak sanggup untuk bangit dan melawan semua itu karena kita berpikir bahwa semua masalah tersebut terlalu berat untuk dilalui.

Kita tidak perlu kuatir. Kita tidak perlu takut. Kita mempunyai Yesus. Bila kita panggil Yesus dalam kehidupan kita, bila kita melibatkan Yesus dalam semua rencana kita, maka Yesuslah yang akan pegang kendali atas kehidupan kita.

Di dalam Yesus ada kekuatan baru. Di dalam Yesus ada kemenangan. Di dalam Yesus ada suka cita dan damai sejahtera. Tidak ada kuasa yang melebihi kuasa Tuhan Yesus. Yesus akan menuntun jalan kita sehingga kita akan menuju jalan kemenangan dan bukan kebinasaan.

TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
( Yesaya 58:11 )


Sumber : Renungan Harian Kristen

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India