Monday, March 3, 2014

Susunan Pengurus PPGT JEN 2014 - 2016

Sesuai dengan hasil rapat PPGT tentang LPJ Tahun 2013 serta Pembentukan Pengurus Baru PPGT JEN Periode 2014 – 2016 bersama rekan – rekan anggota pada tanggal 15 Februari 2014 memutuskan Ketua, Sekretaris dan Bendahara  PPGT Jemaat Eben-Haezer Nunukan yang terpilih adalah Sdr. Nober, S.Pd.K (Ketua), Oktavianus (Sekretaris), Monika Rera, A.Md.Keb (Bendahara). Dan selanjutnya telah di lengkapi kepengurusan tersebut di bawah ini :


SUSUNAN KEPENGURUSAN PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
JEMAAT EBEN-HAEZER NUNUKAN
PERIODE 2014 - 2016
 
Ketua          :  Nober, S.Pd.K
Sekretaris    :  Oktavianus
Bendahara   :  Monika Rera, A.Md.Keb

Bidang-Bidang :
1.     Bidang Pembinaan dan Pelayanan :
Koordinator          :  Jefri Tulak, S.Pd.K
Anggota                :  Yohanis Marto, S.Th
                                 Agustina Runggang
                                 Yunita, S.Km
                                 Mia Alfiana Sampe Toding

2.      Bidang Minat Bakat dan Pengkaderan :
Koordinator          :  Rodian Sinaga
Anggota                :  Otsa Bura
                                 Dese Anggrey R.A
                                 Yulia Tangke Allo
                                 Susan Paliling
                                 Heris

3.      Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) :      
Koordinator          :  Erwin Sallekarurung
Anggota                :  Rosa Ishak
                                 Norita Daniel
                                 Yoel Paliling
                                 Veryanto Paulus
                                 Indra Gunawan

4.      Bidang Usaha Dana :
Koordinator          :  Amir Rera
Anggota                :  Merlin Sampe Toding, A.Md.Kep
                                 Jefri K Dewa
                                 Monica
                                 Amba
                                 Yusrian Paliling
                                 Luther Pongdatu

Wednesday, February 5, 2014

Bagaimana Caranya Agar Bisa Bersyukur?

Bagaimana Caranya Agar Bisa Bersyukur
Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan kepada saya adalah “Bagaimana caranya bersyukur?” Jujur, pertanyaan ini menurut saya adalah pertanyaan yang sangat membingungkan. Bagaimana orang bisa tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan “Tuhan Yesus, terimakasih atas semuanya, aku bersyukur atas semua yang terjadi”. Tentu semua orang dapat mengucapkan kalimat tersebut yang artinya semua orang tahu bagaimana caranya bersyukur. Yang jadi masalah adalah, tidak semua orang dapat dengan mudah mau dan bisa mengucapkan kalimat tersebut. Yang artinya tidak semua orang mau dan bisa untuk selalu bersyukur. Jadi sesuai judul, saya tidak akan membahas bagaimana caranya bersyukur karena semua orang tahu caranya, namun saya akan membahas bagaimana caranya agar kita semua dapat bersyukur apapun yang terjadi.

Banyak orang mengira jika keadaannya menjadi baik maka mereka akan dapat dengan mudah bersyukur. Pada kenyataannya tidak sedikit orang yang saat keadaannya menjadi sangat baik mereka lupa kepada Tuhan dan pada akhirnya tidak bersyukur juga. Lebih parahnya tidak sedikit juga yang pada saat keadaannya menjadi baik malah menuntut agar keadaannya menjadi lebih baik lagi, tidak sedikit yang malah mengeluh karena masih merasa kurang puas dengan segala kebaikan yang sudah ada di dalam dirinya.
Setidaknya ada dua keadaan yang orang sangka dapat mempengaruhinya agar dapat bersyukur. Yang pertama adalah keadaan materi yang baik, misalnya keuangan yang berlebih, punya banyak rumah, punya banyak perhiasan, punya banyak mobil, dan lain sebagainya. Yang kedua adalah keadaan tanpa masalah, banyak orang berpikir hidupnya akan sempurna jika mereka tidak mempunyai masalah. Benarkah keadaan dapat membuat kita dapat bersyukur?

Benarkah kekayaan materi dapat membuat kita dapat bersyukur?
Banyak orang yang menyangka dengan keadaan materi yang berlimpah – limpah dapat membuat mereka dapat merasa puas dan lebih bersyukur. Benarkah demikian. Saya tahu dua orang yang merupakan dua orang terkaya yang pernah hidup di dunia ini. Dua orang ini memiliki seisi dunia. Makanan mereka melimpah, tidak mungkin pernah habis. Bahkan mereka dapat berkomunikasi dengan Allah secara langsung. Kehidupan mereka sempurna, tidak ada polusi, tidak ada tangisan, tidak ada sakit penyakit. Mereka kaya dari segi tubuh, jiwa, maupun roh mereka. Ya, mereka adalah Adam dan Hawa. Bisa dikatakan Adam dan Hawa adalah manusia paling kaya yang pernah hidup, mereka memiliki seisi dunia. Tetapi Anda semua pasti tahu apa yang terjadi bukan? Ya, ternyata mereka berdua tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Hal ini terbukti bagaimana mereka bisa tergoda oleh iblis untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan yang buruk yang merupakan satu – satunya buah yang dilarang oleh Allah. Jika Adam dan Hawa dapat lebih bersyukur, mereka tidak akan merasa butuh untuk memakan buah itu, karena toh mereka sudah punya seisi dunia, mereka masih punya banyak buah – buahan lain yang pastinya enak dan lezat.

Jadi jangan sampai kita terjebak oleh tipu muslihat iblis dengan berkata “Jika aku nanti sudah punya dua rumah, baru deh saya bisa puas”. Saya yakin sekaya apapun kita, kita tidak akan pernah puas. Rasa puas bisa terjadi kalau kita bersyukur terlebih dahulu. Jadi kita dapat simpulkan bahwa kekayaan materi sebenarnya tidak dapat benar – benar membuat kita bersyukur.

Tuhan Yesus sendiri tidak pernah menjanjikan kalau hidup kita akan selalu diberkati. Pasti terkadang ada masa – masa sulit yang perlu kita jalani. Ya memang saya yakin jika kita di dalam Kristus kita akan hidup di dalam kelimpahan. Tapi sayang hampir semua orang percaya mereka akan diberkati di dalam Kristus namun tidak tahu apa kewajiban mereka. Belajar dari bangsa Israel di perjanjian lama, saya berkesimpulan bahwa kita akan diberkati jika kita melakukan perintah Tuhan dan tetap setia di dalam Tuhan. Jadi kita tidak boleh begitu saja percaya kalau kita akan diberkati, kita juga harus melalukan bagian kita dengan berusaha keras dan menjalankan perintah-Nya. Jika memang ternyata kita dalam masa – masa sulit dalam keuangan, ada dua kemungkinan, yang pertama Tuhan mau lihat bagaimana iman kita seperti yang terjadi pada Ayub, atau kemungkinan yang kedua adalah kita berbuat dosa dengan berpaling dari Tuhan Yesus.
Saya mencatat hanya ada 2 hal yang dijamin oleh Tuhan Yesus kalau kita tidak akan kekurangan, yaitu makanan dan minuman serta pakaian.
Matius 6:25-31  Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Jadi jika kita sudah cukup dalam hal makanan dan minuman serta pakaian, seharusnya kita sudah dapat bersyukur. Loh rumah kok ga termasuk? Ya, memang rumah tidak termasuk. Jadi kita seharusnya bisa bersyukur walaupun kita masih mengontrak rumah. Lagipula Tuhan Yesus sendiri tidak punya rumah kok. Jadi bersyukurlah kalau belum punya rumah berarti mirip dengan Tuhan Yesus.
Matius 8:20  Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Benarkah jika hidup tanpa masalah akan membuat kita dapat bersyukur?
Percayalah sama seperti penjelasan sebelumnya, jika hidup kita tidak mempunyai masalah sekalipun tidak akan membuat kita dapat lebih mudah bersyukur. Malahan dengan banyaknya masalah yang terjadi akan membuat kita dapat bersyukur. Untuk pembahasan ini sudah saya bahas di dalam satu artikel khusus yaitu Kenapa Tuhan Mengizinkan Adanya Masalah?

Jadi bagaimana sebenarnya agar kita bisa bersyukur?
Setelah pembahasan panjang, ternyata belum ada kesimpulan sama sekali bagaimana caranya agar bisa bersyukur. Yang pasti bersyukur atau tidak bersyukur itu bukanlah tergantung pada keadaan. Bersyukur atau tidak itu tergantung dari respon hati. Respon hati itu pilihan. Jadi untuk kita bisa bersyukur caranya adalah PILIHLAH UNTUK BERSYUKUR. Keadaan yang ada sekarang mungkin saja tidak dapat kita ubah, tetapi kita dapat merubah respon hati kita. Jika sebelumnya setiap kali ada masalah kita mengeluh, kita bisa bersyukur. Kita tidak bisa bersyukur bukan karena kita tidak bisa, tetapi karena kita tidak mau memilih untuk bersyukur. Jadi setiap hari dalam kehidupan kita, dalam keadaan seperti apapun, kita harus tetap mengucap syukur.
1 Tesalonika 5:18  Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Ya, Tuhan Yesus menghendaki kita agar kita dapat bersyukur DALAM SEGALA HAL. Dalam segala hal artinya ya dalam segala keadaan, apapun yang terjadi. Jadi ayo kita mulai memilih untuk bersyukur apapun yang terjadi di dalam kehidupan kita. Percayalah penuh kepada Tuhan Yesus yang selalu menjaga kita apapun yang terjadi. Jika kita dapat percaya akan penyertaan-Nya yang ajaib, tentu tidak sulit untuk kita bisa mengucap syukur.


-N.L.H-

Sumber : Tanya Alkitab.blogspot.com

Wednesday, January 29, 2014

Serahkan Segala Bebanmu Hanya Kepada Tuhan

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” Matius 6:25
Bacaan: Matius 6:25-34
Tiada seorang pun yang dapat hidup tanpa kekuatiran;  tidak satupun yang kebal dari kekuatiran.  Jika seseorang berkata bahwa dia tidak peduli akan apapun di dunia ini, maka dia ada dalam penyangkalan.  Yang menjadi pertanyaan:  apa yang dapat kita lakukan dengan kekuatiran kita?

Sebelum kita belajar tentang kebenaran firman Tuhan dan mencari tahu apa yang dapat kita perbuat terhadap kekuatiran kita, kita perlu tahu sesuatu tentang kekuatiran itu sendiri.  Kekuatiran adalah sebuah perasaan gelisah, ketakutan atau kengerian terhadap sesuatu yang belum terjadi.  Perasaan-perasaan ini biasanya terkait dengan pikiran-pikiran negatif atas sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan.  Merasa kuatir berarti merasa cemas, bingung dan pikirannya terbagi-bagi.
Apa yang harus kita perbuat ketika rasa kuatir menyerang pikiran kita? 
Rasul Paulus menasihati,  “… nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.  Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”  Filipi 4:6-7

Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak seharusnya merasa kuatir karena Tuhan, Allah kita sanggup memberkati dan menjaga kita.  Ketika kita kuatir kita sedang berupaya memindahkan beban dari bahu Tuhan yang kuat ke bahu kita yang lemah.  Mampukah kita?
Tuhan bertanya,  “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”  Matius 6:27

Tidak ada gunanya memelihara kekuatiran yang justru akan berdampak buruk terhadap diri kita sendiri.  Ada tertulis:  “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,”  (Amsal 12:25);  kekuatiran membuat kita kehilangan sukacita dan menderita sakit.



Untuk menang terhadap kekuatiran, kita harus mempercayai Tuhan dengan segenap hati.  Rasul Petrus menasihati,  “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”  (1 Petrus 5:7).  Ketika dihadapkan pada kelemahan-kelemahan, setiap kita memiliki pilihan:  menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan mempercayaiNya dengan sepenuh hati, atau berusaha mengatasi kekuatiran itu dengan usaha kita sendiri.

Janganlah kita mengeraskan hati dengan memikul beban dengan kekuatan sendiri, tetapi serahkanlah kepada Tuhan!

Sumber : Pelita Hidup.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India