“Mengapa engkau tertekan, hai
jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku
akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” Mazmur 42:6
Bacaan: 2 Tawarikh 20:1-26
Seberapa banyak umat Kristen yang senantiasa berada dalam masalah? Tentu
semua umat Tuhan akan menghadapi berbagai masalah selama kita masih
hidup. Tidak ada satupun yang dapat hidup tanpa melalui masalah.
Yang paling penting adalah bagaimana kita menjalani dan keluar dari
masalah itu? Apakah kita akan menggunakan kekuatan kita sendiri untuk
berusaha keluar dari masalah tersebut? Apakah kita akan menggunakan
cara-cara duniawi yang tidak berkenan kepada Tuhan untuk cepat keluar
dari masalah tersebut?
Yosafat memberi kita pelajaran yang berharga bagi kita pada saat kita
mendapat masalah dan tekanan yang begitu berat. Yosafat mengajarkan
kita untuk berharap kepada Tuhan yang merupakan penolong dan penghibur
yang setia.
Apa yang dilakukan Yosafat pada saat mendapat masalah yang begitu berat?
1. Cari Tuhan
“Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN.” 2 Tawarikh 20:3a
Yosafat mendapat serangan dari musuhnya pada saat itu. Dia tahu bahwa
musuhnya merupakan lawan yang berat. Dia menjadi sangat ketakutan,
tetapi dia mengambil keputusan yang tepat pada saat itu, mencari Tuhan.
Seberapa besar kekuatan yang kita miliki? Seberapa mampu kita
mengatasi masalah yang kita hadapi? Ada saat-saat dimana kita tidak
dapat mengatasinya dengan tenaga dan kekuatan kita sendiri. Datanglah
pada Tuhan, carilah wajahnya. Biarlah mata kita tertuju kepadanya.
Jangan tergiur dengan cara-cara duniawi yang memberikan jalan pintas.
Mungkin pada awalnya cara-cara seperti itu memberi jalan keluar, tetapi
semua hal duniawi hanya akan membawa kita kepada kehancuran.
Tuhan ingin agar kita datang kepadaNya. Tuhan rindu agar kita
mendekat kepadanya. Datanglah pada Yesus, maka Dia akan menolong dan
menghibur diri kita.
2. Mata Tertuju Kepada Tuhan
“Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.” 2 Tawarikh 20:12b
Musuh yang datang menyerang Yosafat dan bangsanya merupakan laskar
yang sangat besar, yang susah untuk dikalahkan. Walau demikian, Yosafat
tidak fokus kepada lawannya yang berat itu, tetapi Yosafat belajar untuk
memfokuskan dirinya kepada Tuhan. Dia tidak melihat apa yang ada di
depan matanya. Dia belajar untuk mengarahkan matanya kepada Tuhan.
Arahkan mata iman kita kepada Yesus. Jangan terpengaruh oleh keadaan
sekeliling kita. Walaupun keadaan tidak berjalan seperti yang kita
inginkan, tetap arahkan mata kita kepada Yesus.
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1
“Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.” 2 Tawarikh 20:15b
Kita dapat melihat bahwa Tuhan memberikan kemenangan besar kepada
Yosafat. Mari belajar untuk percaya kepada Tuhan. Berharaplah kepada
Tuhan, maka Dia akan memberikan jawaban bagi setiap masalah yang kita
hadapi.
Di saat tidak ada yang menolong, Yesuslah pengharapan kita. Dia yang
menolong dan menghibur kita. Dia adalah Tuhan yang setia, yang tidak
akan meninggalkan kita. Dia akan menyertai jalan hidup kita, Dia akan
menuntun kita dan memberi kita kekuatan. Dia menghibur kita di saat kita
sedih dan berada dalam kesesakan.
Badai kehidupan boleh datang menerpa, tetapi kita tidak boleh takut.
Walaupun secara fisik kita tidak melihat perubahan apapun, kita harus
belajar beriman bahwa Dia, Yesus, sedang mengulurkan tangannya untuk
menolong kita. Dia selalu ada bagi kita. Haleluya!
.
“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;
sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.” Mazmur 46:2-4
Sumber : pelita hidup.com