BAGIAN 1
MEMAHAMI ORGANISASI
Terkadang kita masuk sebuah organisasi hanya karena harus berorganisasi supaya kelihatan “keren”, “hebat” atau hanya menghabiskan waktu, tanpa mengetahui apa itu organisasi, apa tujuan berorganisasi dan bagaimana bekerja dalam organisasi.
Bagian ini memberikan gambaran tentang apa itu organisasi, kenapa harus beroranisasi dan bagaimana organisasi bekerja.
APA ITU ORGANISASI
Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani: (ργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.
Kemudian Organisasi banyak didefenisikan oleh para ahli misalnya :
Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dari defenisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Atau lebih tegas lagi organisasi adalah sekumpulan orang yang mengikatkan diri dalam visi dan misi tertentu untuk secara kolektif atau bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas dengan sistematis, dalam kesamaan gerak, teratur, dan terorganisir dengan adanya bagian-bagian atau divisi-divisi kerja untuk dapat mencapai tujuan-tujuan bersama.
Saat ini banyak jenis organisasi yang kita kenal misalnya, organisasi profesi, organisasi pemuda, organisasi politik dan lain sebagainya.
KENAPA HARUS BERORGANISASI
Dengan berorganisasi, kita sebagai individu dapat semakin berkembang secara kualitatif dalam hal keterampilan, bersosialisasi dengan orang lain, menjadi pribadi yang dewasa, memiliki rasa solidaritas yang tinggi, dapat mengendalikan emosi, punya teman dari seluruh penjuru negeri, kemampuan memimpin (leadership) dan tentunya segudang pengalaman hidup.
Dengan berorganisasi pula kita dapat menyelesaikan masalah-masalah bersama dengan lebih ringan karena dikerjakan secara bersama-sama dan terorganisir.
Organisasi adalah wadah kita bersama untuk meringankan kerja-kerja yang sulit jika di lakukan sendiri-sendiri, juga sebagai tempat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, nyaman, rasa menghargai dan dihargai, rasa kasih sayang, ( contoh : dengan berorganisasi siapa tahu bisa dapat pacar, atau minimal teman curhat yang dapat dipercaya ), bahkan kebutuhan ekonomi seperti makan, ataupun penghasilan tambahan (jika organisasinya memang menyediakan itu, misalnya LSM). Dan yang paling penting adalah pewadahan massa (orang banyak) dalam melakukan perjuangan-perjuangan ekonomi, sosial maupun politik.
Prinsip dari organisasi adalah alat atau wadah untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Di dalamnya ada berbagai macam kegiatan atau program yang dibuat untuk kemudian dilaksanakan secara kolektif atau bersama-sama sesuai dengan visi dan misi yang diusungnya.
Kebutuhan Mendesak Untuk Berorganisasi
Kaum muda sangat butuh alat yang mampu untuk bisa menampung segala ide atau kreativitas. Kaum muda sangat ingin exist untuk mendapat pengakuan, penghargaan, dianggap ada atau menjadi bagian dari suatu komunitas. Begitu juga darah juang yang mengalir deras dalam jiwa-jiwa yang selalu mencari dan menginginkan hal-hal baru.
Alat yang tepat untuk memenuhi kebutuhan itu adalah sebuah
organisasi. Berkumpul bersama, mengatur kerja-kerja yang dibutuhkan, membuat
program-program yang tepat, sehingga hasil atau capaian yang diinginkan bersama
dapat terwujud, dan memberikan sebuah semangat untuk tetap berkarya karena
percaya diri yang timbul dari kebersamaan, kerja sama, kekompakan dan
keterbukaan ruang demokrasi untuk tetap berargumen menyatakan pendapat dan
mengungkapkan isi hati secara bebas tanpa rasa takut, paksaan atau intimidasi.
Banyak kaum muda yang mengalami demoralisasi dan frustasi karena tak punya arah
dan tujuan hidup, tak punya ruang untuk berekspresi, tak tahu harus berbuat apa
terhadap keadaan yang kacau, tak memiliki prespektif kebersamaan atau kolektif
sehingga merasakan beban hidup yang sangat berat karena harus menanggungnya
sendirian, selain itu juga menyebabkan individualisme yang tinggi, juga
terjerumus dalam lembah gelap hedonisme.
Semua adalah lingkaran yang menjerumuskan kaum muda menjadi apatis atau tak
peduli lagi dengan keadaan sekitar, dan mengalami individualisasi atau tak mau
berbagi dengan orang lain. Keadaan yang parah ini bisa diobati dengan
berorganisasi. Semakin orang memiliki banyak aktivitas atau kegiatan, dan
semakin banyak bersosialisasi dengan orang lain, maka rasa tak peduli dan
individualisme akan terkikis, berganti dengan rasa solidaritas dan sosial yang
tinggi.
Keterampilan yang praktispun bisa dipunyai jika kita berorganisasi. Praktis
disini berarti dapat langsung dipraktekkan dalam menyelesaikan masalah-masalah
sehari-hari. Misalnya keterampilan managerial seperti mengatur dokumentasi dan
pengarsipan, mengatur waktu dan uang, manajemen stres dan konflik, keterampilan
analisis dan penyelesaian masalah, pengambilan keputusan yang tepat, bahkan
keterampilan “ngeyel” dan mempengaruhi orang lain. Semua itu belum tentu
didapat di pendidikan formal.
Biasanya juga orang lain lebih senang pada orang yang pernah atau punya
pengalaman berorganisasi daripada orang yang hanya pintar secara akademik saja
tanpa pengalaman organisasi, karena lebih supel, dewasa, pandai memimpin, dan
punya solusi-solusi kongkrit untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
sehari-hari. Ketika ingin punya usaha sendiripun akan sangat terbantu jika
pernah berorganisasi, baik dalam bentuk keterampilan ataupun relasi yang
seabrek-abrek.
BAGAIMANA ORGANISASI BEKERJA
Organisasi, merupakan kumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama, dan saling
berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan suatu aksi dalam mecapai tujuan
bersama. Layaknya sebuah organisasi, kumpulan orang tersebut dengan perannya
masing-masing saling berintegrasi satu sama lain demi tercapainya tujuan. Hal
yang paling mendasar dalam beroraganisasi adalah bagaimana setiap orang mampu
bekerja sama, bukan sama-sama kerja, bahu membahu untuk mewujudkan impian
bersama, yaitu tercapainya tujuan bersama (goal).
BAGIAN 2
PROGRAM KERJA WUJUD AKTIVITAS ORGANISASI MENUJU TUJUAN
“Mencapai Tujuan Bersama”, itulah impian orang berorganisasi. Lalu kapan
tercapai ? Bagaimana mencapainya ? Ini pertanyaan klasik yang selalu muncul
kalau kita berbicara tentang Organisasi. Pertanyaan itu terjawab melalui
aktivitas organisasi yang dituangkan dalam program kerja.
Bagian ini memberikan gambaran tentang apa itu program kerja, bagaimana
menyusun program kerja dan teknik menyusun proposal.
APA ITU PROGRAM KERJA
Program kerja dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan dari organisasi
yang terarah, terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang
telah ditentukan oleh suatu organisasi. Program kerja ini akan menjadi pegangan
bagi organisasi dalam menjalankan rutinitas roda organisasi. Program kerja juga
digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Ada dua alasan pokok mengapa program kerja perlu disusun oleh suatu organisasi
:
1. Efisiensi organisasi
Dengan disusunnya program kerja oleh suatu organisasi maka waktu yang
dihabiskan oleh organisasi untuk memikirkan bentuk kegiatan apa saja yang akan
dibuat tidak begitu banyak, sehingga tersedia waktu yang bisa digunakan untuk
mengimplementasikan program kerja yang telah disusun.
2. Efektifitas organisasi
Keefektifan Organisasi juga dapat dilihat dari sisi ini, dimana dengan membuat
program kerja oleh suatu organisasi maka telah direncanakan sinkronisasi
kegiatan organisasi antara bagian kepengurusan yang satu dengan bagian
kepengurusan yang lainnya .
JENIS-JENIS PROGRAM KERJA
Program kerja akan disusun oleh suatu organisasi sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh organisasi tersebut. Jenis jenis program kerja dapat dibedakan
antara lain:
1. Menurut Rentang Waktu Perencanaan
a) Program kerja untuk satu periode kepengurusan
Jenis program kerja ini biasanya dibuat oleh organisasi untuk satu periode
kepengurusan, sehingga kegiatan rapat kerja (raker) organisasi hanya dilakukan
sekali dalam satu periode kepengurusan dan untuk tahap selanjutnya akan
diadakan evaluasi dan koordinasi dari program kerja yang telah ditetapkan
b) Program kerja untuk waktu Tertentu
Jenis program kerja seperti ini disusun untuk suatu jangka waktu tertentu
biasanya triwulan, caturwulan, semester dan lain lain.
Dalam pembuatan metode program kerja seperti ini maka akan ditemui bahwa suatu
organisasi akan mengadakan rapat kerja (raker) organisasi lebih dari sekali
dalam satu periode kepengurusan
2. Menurut Sifat Program Kerja
a) Program kerja yang bersifat terus menerus ( continue )
Program kerja seperti ini akan dilakukan secara terus menerus (tidak hanya
sekali) oleh organisasi, kesulitan pengimplementasian program kerja umumnya
akan dihadapi saat pertama kali melaksanakan jenis program kerja ini. Contoh :
Latihan Kepemimpinan Pemuda Gereja yang dilaksanakan setiap 6 bulan.
b) Program kerja yang bersifat insidental
Program kerja seperti ini umumnya hanya dilakukan pada suatu waktu tertentu
oleh suatu organisasi biasanya mengambil momentum waktu yang penting. Contoh :
(1) Aksi bakti sosial di gereja, (2) Seminar Pemuda Gereja dan Tantangan Masa
Depan, (3) Konser Musik Tradisonal Pemuda Gereja se Klaisis Sorong dalam rangka
Perayaan HUT GKI di Tanah Papua.(4) Pelatihan Operator Komputer.
c) Program kerja yang bersifat tentatif
Program kerja ini sifatnya sesuai dengan kondisi yang akan datang. Alasan
dibuatnya program kerja jenis ini adalah karena kurang terjaminnya
factor-faktor pendukung ketika diadakannya perencanaan mengenai suatu program
kerja. Contoh: (1). Membuat Bazaar Makanan Keliling untuk mencari dana bagi
pelaksaan Konser Musik Tradisonal Pemuda Gereja se Klaisis Sorong dalam rangka
Perayaan HUT GKI di Tanah Papua. (2) Pelatihan Operator Komputer untuk
mendukung Program Pedataan Jemaat se Klasis GKI Sorong.
3. Menurut Target Organisasi
a) Program kerja jangka panjang
Program kerja jangka panjang harus sesuai dengan cita-cita/tujuan pembentukan organisasi,
serta visi dan misi dari organisasi. Program kerja model ini dibuat karena
kemungkinan untuk merealisasikan dalam waktu yang pendek tidak memungkinkan.
Contoh: (1) Pembangunan Sekretariat PAM Klasis Sorong yang presentatif, yang
dilengkapi dengan Perpustakaan, Tempat Percetakan, Ruang pertemuan dan tempat
olahraga. (Program ini kecil kemungkinannya untuk diadakan dalam jangka waktu
yang pendek, karena itu program kerja ini harus dijadikan program kerja jangka
panjang, dimana masing-masing kepengurusan berfokus pada satu bagian program
kerja seperti, pengadaan tanah, sebagian bangunan dan sebagainya)
b) Program kerja Jangka pendek
Program kerja jangka pendek adalah program kerja organisasi dalam suatu periode
tertentu, yang jangka waktunya berkisar antara 1-3 tahun, yang dirancang untuk
memenuhi berbagai kebutuhan organisasi pada masa tersebut. Dalam hubungannya
dengan program kerja jangka panjang, dalam program kerja jangka pendek ini,
dibuat bagian-bagian program kerja yang dapat direalisasikan dalam jangka waktu
dekat. Contoh: Program kerja jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan yang
mendesak misalnya : Membuat program kerja “Pendataan Anggota PAM se Klasis
Sorong” untuk mendukung Program Pengembangan Sumber Daya Pemuda Gereja yang
Mandiri.
BAGAIMANA MENYUSUN PROGRAM KERJA
Dalam organisasi, sudah menjadi kewajiban pengurus untuk menyusun program kerja
yang akan dilaksanakan oleh organisasi untuk jangka waktu yang telah
ditetapkan, namun dalam penyusunannya, pengurus harus memperhatikan beberapa
hal dalam penyusunan suatu program kerja, antara lain :
1. Latar Belakang Pembentukan Organisasi
Hal ini berkaitan dengan nilai - nilai yang mendasari pendirian suatu
organisasi yang bertalian erat dengan semangat para pendiri organisasi.
2. Sejarah Perjalanan Organisasi
Hal ini berkaitan dengan pengalaman organisasi dalam menjalankan program kerja
yang telah direncanakan, sejarah perjalanan organisasi ini sangat penting untuk
diperhatikan karena kesesuaian jiwa organisasi dengan implementasi program
kerja bisa dilihat dari sisi ini.
3. Visi dan Misi Organisasi
Program kerja yang dibuat harus sesuai dengan visi dan misi yang telah menjadi
bagian utama dari suatu organisasi sebagai acuan pokok dalam menjalankan roda
organisasi.
Visi (vision) adalah impian atau gambaran masa depan (a dream or picture of the
future) yang akan menarik diri kita ke masa depan itu atau memberi inspirasi
kepada diri kita untuk mewujudkan impian itu, sedangkan Misi (mission) adalah
apa yang harus dilakukan saat ini.
Visi dapat dikatakan “What shoutd be” (apa yang ingin diwujudkan) sedangkan
Misi adalah “What should be performed” (apa yang sudah disepakati atau
ditetapkan untuk dilaksanakan).
4. AD/ART dan Peraturan Organisasi
Program kerja yang dibuat tidak boleh menyalahi AD/ART serta peraturan
organisasi.
5. Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) / Garis-garis Besar Program Kerja
(GBPK)
GBHO dan GBPK umumnya dibuat pada saat awal kepengurusan (saat terbentuknya
kepengurusan baru) dan hal ini merupakan amanat organisasi yang didasari pada
situasi yang sedang berkembang serta dinamika dari organisasi yang
bersangkutan. Suatu program kerja tidak boleh melanggar GBHO/GBPK karena
pelanggaran terhadap GBHO/GBPK sama artinya dengan menentang amanat yang telah
diberikan oleh organisasi.
6. Identifikasi Lingkungan yang akan dimasuki organisasi di masa depan.
Ada dua jenis lingkungan yang berpengaruh terhadap organisasi (baca Organisasi
Pemuda Gereja): Lingkungan Makro dan Lingkungan Gereja.
Informasi yang perlu dicari berkaitan dengan lingkungan makro adalah apakah ada
peraturan atau kebijakan pemerintah daerah berkaitan dengan organisasi.
Bagaimana hubungan organisasi dengan organisasi-organisasi kepemudaan yang ada
di wilayah kerja organisasi (baca : Klasis GKI Sorong). Bagaimana proyeksi
kedudukan organisasi di wilayah ini kedepan dalam tararan politik, hukum,
ekonomi, sosial dan penguasaan teknologi.
Sedangkan lingkungan gereja adalah bagaimana hubungan organisasi dengan Badan
Pekerja Klasis, PHMJ dan organisasi intra yang adalah dalam wadah GKI di Tanah
Papua.
Keseluruhan identifikasi lingkungan ini akan memberikan gambaran terhadap
peluang ataupun ancaman bagi organisasi pemuda gereja maupun pemuda
gereja.
7. Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Sthrengths) dan peluang (Opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dengan faktor internal Kekuatan dan
Kelemahan.
Analisis ini menampilkan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor
internal (kekuatan dan kelemahan) organisasi sehingga memberikan gambaran untuk
merumuskan strategi dalam penyusunan program organsasi.
MENYUSUN PROGRAM KERJA
Setelah paham tentang prasyarat - prasyarat dari penyusunan program kerja maka
barulah membuat program kerja, dalam pembuatan program kerja organisasi maka
hal - hal minimal yang harus dicantumkan adalah :
1. Nama Program
Merupakan judul program yang direncanakan.
Contoh :
Nama Program :
(1) Pengembangan Sumber Daya (SD) Pemuda Gereja di Bidang Komputer,
(2) Pengembangan SD Pemuda Gereja di Bidang Musik Gereja,
(3) Peningkatan Kepemimpinan Pemuda Gereja
(4) Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Gereja
2. Jenis Kegiatan
Merupakan jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini. Jenis
kegiatan bisa lebih dari 1 (satu) yang merupakan satu kesatuan dari program
tersebut.
Contoh :
Jenis kegiatan (Program Pengembangan SD Pemuda Gereja di Bidang Komputer)
:
(1). Pelatihan Merakit Komputer,
(2). Pelatihan Operator Komputer Tingkat Dasar.
(3). Pelatihan Komputer Tingkat Lanjutan.
(4). Pelatihan Komputer Tingkat Mahir.
Jenis kegiatan (Program Pengembangan SD Pemuda Gereja di Bidang Musik Gereja)
:
(1). Pelatihan Pemain Keybord tingkat Dasar
(2). Pelatihan Pemain Keybord tingkat Lanjutan
(3). Pelatihan Pemain Keybord tingkat Mahir
Jenis kegiatan (Program Peningkatan Kepemimpinan Pemuda Gereja) :
(1) Pelatihan Kepemimpian Pemuda Gereja Tingkat Dasar
(2) Pelatihan Kepemimpian Pemuda Gereja Tingkat Lanjutan
Jenis kegiatan (Program Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Gereja) :
(1) Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Gereja
3. Tujuan
Berkaitan dengan hal - hal yang ingin dicapai setelah melak-sanakan program
kerja. Untuk bagian ini sering kita merumuskan tujuan yang sangat abstrak atau
kualitatif sebaiknya di rumuskan tujuan yang bersifat nyata dan kuantitatif hal
ini berkaitan dengan evaluasi pencapaian tujuan program yang
dilaksanakan.
4. Sasaran Program
Berkaitan dengan pelaku serta objek dari kegiatan,biasanya bersifat intern atau
ekstern Organisasi.
5. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Menjelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan dari program kerja yang
direncanakan serta lamanya waktu pelaksanaan.
6. Anggaran Dana Anggaran Dana
Menjelaskan tentang besarnya dana yang diperlukan.
7. Penanggungjawab Kegiatan
Berisikan Informasi mengenai nama orang yang memegang tanggung jawab
kegiatan.
8. Keterangan
Berisikan tambahan informasi lainnya bila diperlukan.
Hal - hal diatas merupakan informasi minimal yang harus ada dalam suatu program
kerja dan informasi lainnya bisa ditambahkan dengan memperhatikan faktor
efisiensi dan efektifitas pemahaman seseorang dalam membaca program kerja yang
kita buat.
Dalam membuat program kerja maka harus memperhatikan bentuk/format dari program
kerja, ada dua model umum dari format penulisan program kerja yakni dalam
bentuk tabel dan dalam bentuk uraian (lihat lampiran 1 )
Setelah program kerja yang dibuat disahkan dengan mekanisme konstitusi
organisasi (biasanya dalam raker) barulah program kerja tersebut bisa
diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan yang telah disetujui. Untuk
mempermudah pelaksanaannya, maka perlu dibuatkan suatu kalender kegiatan
(Schedule) organisasi yang akan menggambarkan jadwal/waktu kegiatan dari
organisasi. (contoh schedule lihat lampiran 2)
MENGEVALUASI PROGRAM KERJA
Setelah program kerja dilaksanakan maka diperlukan suatu evaluasi untuk menilai
apakah program kerja yang direncanakan itu sesuai dengan yang
dilaksanakan.
Untuk mengevaluasi program kerja secara menyeluruh tentunya setiap organiasi
memiliki mekanisme yang telah diatur.
Secara umum evaluasi program itu dilakukan melalui 3 tahap yakni :
1. Evaluasi pada tahap perencanaan
2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan
3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan
Sebagai alat ukur, tersedia beberapa parameter yang dapat dipakai sebagai
standar untuk mengevaluasi keberhasilan program kerja, antara lain :
1. Kesesuaian dengan Perencanaan
Hal ini berkaitan dengan apakah waktu, dana serta tahapan- tahapan dari
kegiatan sudah sesuai dengan yang direncanakan ketika program kerja
dibuat.
2. Partisipasi dari sasaran kegiatan
Bagian ini berhubungan dengan pihak yang menjadi peserta atau target sasaran
dari kegiatan, bagaimana suatu kegiatan yang direncanakan bisa mengaktifkan
peserta kegiatan baik secara kuantitas melalui kehadiran jumlah peserta sesuai
target maupun secara kualitas melalui partisipasi aktif dari peserta selama
kegiatan berlangsung.
3. Efektifitas pelaksana kegiatan
Hal ini berkaitan dengan para pelaksana dari kegiatan, umumnya berupa panitia
kegiatan. Apakah pelaksanaan program kerja telah mampu menciptakan suatu
manajemen yang positif diantara para pelaksana kegiatan ataukah suatu kegiatan
itu hanya langsung jadi, dan hanya dilakukan oleh sebagian kecil dari
pelaksana. Hal ini tentulah menjadi bahan pertimbangan dalam mengevaluasi
pelaksanaan suatu program kerja.
4. Hasil atau manfaat dari Program Kerja
Hal ini berkaitan dengan dampak yang dihasilkan saat pasca kegiatan, apakah
kegiatan tersebut mampu menghasilkan suatu hal yang positif sesuai dengan apa
yang diharapkan
Tujuan diadakannya evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja adalah kesalahan
serta kekurangan yang pernah dilakukan sebelumnya tidak lagi dilakukan.
ANALISA PEKERJAAN DAN PEMBENTUKAN JABATAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
Setelah selesai membuat program kerja, kepengurusan harus segera melakukan
suatu “Analisa Pekerjaan” untuk membentuk berbagai jabatan yang diperlukan
dalam kepengurusan atau kepanitian agar program kerja dapat dijalankan.
Analisa pekerjaan adalah suatu kegiatan melakukan pendeskripsian jenis-jenis
kerja yang akan dilakukan dalam kaitannya dengan suatu program kerja. Tujuan
dilakukannya analisis pekerjaan adalah untuk menggambarkan dengan jelas
jenis-jenis pekerjaan apa saja yang harus dilakukan oleh suatu jabatan untuk
dapat menyelesaikan suatu program kerja. Setelah menyelesaikan analisis
pekerjaan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan orang siapa yang akan
mengisi jabatan tersebut baik dalam bentuk Tim Kerja atau Panitia.
TEKNIK MENYUSUN PROPOSAL
Setelah menyusun program kerja dan semua hal yang berkaitan dengan program
kerja, maka untuk mengimplementasikan program kerja organisasi disusunlah
proposal. Istilah Proposal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.
Proposal terdiri dari beberapa jenis antara lain (1) Proposal Bisnis, (2)
Proposal Penelitian, (3) Proposal LSM atau Organsiasi (dan lain
sebagainya.
Pada bagian ini lebih difokuskan pada penyusunan proposal organisasi
berdasarkan program yang telah ditetapkan. Proposal prinsipnya adalah
pengembangan dari apa yang telah digariskan oleh program kerja secara detail
menjelaskan rencana program yang akan dilaksanakan.
Untuk menyusun proposal ada beberapa persyaratan yang harus menjadi perhatian
bagi penyusun antara lain :
1. Proposal yang disusun haruslah sesuai dengan program kerja yang telah
ditetapkan / disahkan.
2. Proposal yang disusun haruslah memiliki struktur dan logika yang
jelas.
3. Tuliskan dengan jelas apa yang akan dilakukan. Jangan gunakan kata
"mungkin" atau "sebaiknya" terlalu sering. Gunakan
pernyataan waktu sekarang dengan kata-kata seperti "harus" dan
"akan"
4. Hasilnya harus dapat diukur/dinilai, gunakan angka-angka yang pasti dan
bukan "perkiraan" atau "mungkin saja".
5. Proposal haruslah diusahakan singkat (maksimal 10 halaman).
6. Proposal yang disusun haruslah diketik dengan rapi.
7. Proposal harus ditanda tangani oleh Pelaksana Program dan Penanggung Jawab
Program.
Secara umum tidak ada standar yang baku sistimatika proposal, namun dalam
menyusun hal-hal yang wajib dicantumkan sebagai berikut :
1. Halaman Cover : Memuat Nama Program yang akan dilaksanakan, Nama Organisasi
pelaksana program
2. Halaman isi :
Bagian I Penjelasan singkat tentang :
1. Nama Program :
2. Jenis Kegiatan :
3. Penanggung Jawab :
4. Pelaksana :
5. Waktu dan Tempat Pelaksnaan :
6. Jumlah Anggaran :
Bagian II Isi Proposal
1. Latar Belakang.
Dalam menulis latar belakang diuraikan dari hal yang umum ke hal yang khusus
berkaitan dengan mengapa program ini harus dilaksanakan.
2. Jenis Kegiatan
3. Tujuan Program (baca Tujuan Program)
4. Sasaran Program (baca Sasaran Program )
5. Deskripsi PelaksanaanProgram
Bagian ini adalah memberikan gambaran secara singkat bagaiamana proses pelaksanaan
program sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Hal ini untuk
mempermudah proses pelaksanaan program kerja dengan berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Contoh Deskripsi : Program Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Gereja
Program Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Gereja dilaksanakan dalam bentuk
pelatihan dengan alokasi materi pelatihan 40 % teori dan 60 % Praktek Lapangan.
Untuk materi teori akan diberikan pemahaman tentang Kewirausahaan serta contoh
tokoh yang suskes dalam kewirausahaan yang materinya disampaikan oleh pelaku
kewirausahaan dan materi-materi lainnyaseperi bagaimana memperoleh modal usaha,
teknik pembukuan dll. Sedangkan materi praktek, peserta akan melakukan
kunjungan pada usaha jasa batu bata merah dll dan pada bagian akhir dari
prakterk peserta akan diberikan modal untuk melakukan proses jual beli sebagai
salah satu factor dalam berwirausaha.
Catatan : Jika Program pelatihan maka dalam proposal harus memuat seluruh
materi yang akan di ajarkan serta siapa yang menjadi pengajarnya.
6. Tempat dan Waktu Pelaksanaan.
7. Pengorganisasian
Pengorganisasian terdiri dari siapa penanggungjawab program dan pelaksana
program (biasanya panitia atau tim kerja)
8. Anggaran
Menjelaskan secara detail anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program
ini dan sumber-sumber pendanaan yang diharapkan.
9. Penutup.
Tentunya kita dapat menambah bagian dalam sistimatika proposal sekiranya
informasi yang ingin disampaikan itu berkaitan erat dengan program yang akan
dilaksanakan. Misalnya Jadwal Kegiatan Pelatihan.
BAGIAN 3
SUKSES BERAKTIFITAS DI ORGANISASI
Hal yang paling mendasar dalam beroraganisasi adalah bagaimana setiap orang
mampu bekerja sama, bukan sama-sama kerja, bahu membahu untuk mewujudkan impian
bersama, yaitu tercapainya tujuan bersama (goal).
Untuk itu maka sukses berorganisasi salah satunya ditentukan bagaimana bekerja
sama atau boleh dikatakan bekerja dalam tim.
BEKERJA DALAM TIM
Tidak semua orang merasa bahwa bekerja dalam sebuah tim itu mudah. Beberapa orang
benar-benar membenci bekerja bersama orang lain dan lebih menyukai mengerjakan
tugas sendirian mulai dari awal sampai akhir. Mereka membenci proses
pengambilan keputusan yang lambat dan juga membenci kenyataan bahwa orang lain
tidak dapat memenuhi standar mereka.
Bagian ini akan membantu menjadi anggota tim yang lebih baik dengan membantu
kita mengidentifikasi peran dan menjelaskan tanggung jawab.
Menjadi anggota tim yang memiliki kinerja baik, sangat penting untuk
keberhasilan pribadi. Jika bekerja dengan tim yang memiliki reputasi baik maka
reputasi kitapun akan baik. Sebaliknya jika tim dianggap tidak efektif dan
tidak punya tujuan, kita juga akan dianggap sama, tidak peduli sebaik apapun
kita sebenarnya.
Memahami apa yang membuat sebuah tim bekerja dengan baik dan seberapa banyak
kita dapat mempengaruhi kinerja tim juga sangat penting.
Tim yang efektif memiliki tujuh sifat yakni :
1. Berbagi tujuan.
- Semua orang bekerja untuk mencapai tujuan yang sama.
- Semua anggota tidak memiliki agenda tersembunyi
2. Produktivitas.
- Tim tidak menyia-yiakan waktu dan menyelesaikan tugas
3. Pembagian peran atau tugas.
- Adanya pembagian tugas yang jelas dan semua mengetahui peran dan
tanggungjawabnya.
- Tiap anggota bekerja diluar tugas mereka ketika dibutuhkan untuk memastikan
semua hal selesai dengan balk.
4. Komunikasi yang jelas.
- Ada saluran terbuka bagi komunikasi di mana ide-ide diperhatikan dan
permasalahan didiskusikan dan diselesaikan.
- Semua orang memiliki kesempatan untuk berbicara dan ketika seseorang sedang
berbicara, semua orang mendengarkan.
5. Pengembangan diri dan penghargaan.
- Tiap anggota dihargai sebagai prihadi baik dalam tim maupun dalam masvarakat
atas apa yang mereka lakukan.
- Tiap anggota diberikan kcsemparan untuk hcrkemhang.
6. Semangat tim dan rasa saling menghormati.
- Ada huhungan yang baik antar anggota tim. Sesama anggota tim saling
rmendukung dan saling bersimpati. Bekerja bersama terasa menyenangkan.
7. Keterbukaan pada orang-orang di luar tim.
- Tim tidak pernah menjadi kelompok yang menolak masukan, pengaruh dan kritik
dari luar
Menjadi anggota tim yang efektif
Meskipun jika kita tidak bekerja dalam sebuah tim yang formal, kita akan tetap
saja bekerja dalam sebuah tim. Kita harus melakukan sesuatu bersama dengan
orang lain, maka masuk akal jika kita berpikir bagaimana kita dapat menonjol
dalam sebuah tim dan membantu tim memaksimalkan potensinya.
Sikap dalam bekerja :
1. Bersikaplah antusias dalam bekerja
2. Ketahui dengan pasti apa yang menjadi peran dan tanggung jawab Anda
3. Ambil inisiatif
4. Bersikap dapat dipercaya
Sikap terhadap anggota tim yang lain
1. Hormati semua orang
2. Bersikaplah terbuka
3. Cobalah untuk memahami kelebihan dan kekurangan semua orang
4. Berikan pujian dan dorongan pada anggota tim lainnya
Sikap terhadap diri sendiri
1. Miliki sikap positif
2. Jangan mementingkan diri sendiri
3. Bersikap terbuka terhadap pembelajaran dan umpan balik.
Mengatur Sebuah Tim
Dalam satu tim ada peran pimpinan dan anggota. Beberapa orang menjadi pemimpin
dan juga anggota secara alamiah. Akan tetapi beberapa pemimpin terbaik bukanlah
pimpinan alamiah namun orang yang telah mengasah kepemimpinannya. Bagaimanapun
seorang pemimpin tergantung pada diri sendiri, orang yang mereka pimpin dan
bagaimana majunya tim yang dipimpin.
Tanggung jawab seorang pemimpin
1. Melihat tujuan yang luas
• Pahami apa yang harus dilakukan
• Ciptakan rencana kerja dan prioritaskan tujuan
• Atur beban kerja.
2. Mendelegasikan tugas
• Diskusikan kebutuhan masing-masing anggota dan tim secara keseluruhan
• Susun peram dan tanggungjawab berdasarkan ketrampilan, keinginan,
pengembangan dan beban kerja masing-masing anggota.
• Luangkan waktu untuk menjelaskan apa yang sebenarnya diinginkan dari
masing-masing anggota tim.
• Jangan mendelegasikan tugas dengan metode khusus yang harus diikuti, jika
mungkin berikan ruang untuk menggunakan pendekatan yang mereka inginkan.
3. Motivasi Tim
• Pertahankan semangat tim dimana semua anggota bekerja demi tim bukan demi
kepentingan pribadi.
• Cari tahu apa yang memotivasi masing-masing anggota tim
4. Melatih anggota tim
• Kembangkan anggota tim dengan memberika umpan balik atas kerja mereka
• Dukung selalu tim, terutama dimasa-masa sulit dan disaat mengahapai
kegagalan.
• Jangan menyerang seseorang karena kesalahannya, ajaklah untuk melihat apa
yang harus diperbaiki.
5. Memecahkan isu-isu yang muncul
• Pastikan untuk menyelesaikan masalah internal maupun eksternal begitu
permasalahan muncul
6. Pastikan tenggatwaktu tercapai
• Pastikan semua anggota tahu kapan tugas harus diselesaikan
7. Jamin kualitas
• Pastikan kualitas kerja tim memenuhi standar tertinggi dengan memonitor tugas
yang diembankan secara terus menerus.
8. Komunikasi status kerja
• Puji tim
• Komunikasi hasil tim pada yang lebih senior
• Pastikan tim mendapat informasi secara informal
9. Berikan dorongan dan umpan balik
• Lakukan reviuw dengan segera
• Berikan umpan balik pada perkembangan yang konstruktif dan positif pada semua
anggota tim
• Berikan umpan balik secara berkala dan kumpulkan juga umpan balik dari
anggota
• Bertindak sesuai umpan balik.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja dalam tim :
1. Hadapi permasalahan dengan sensitif
2. Berkerjasamalah, jangan bersikap konfrontatif
3. Mulai dengan bertanya bukan membuat pernyataan.
4. Bersikap deskriptif ketika memberikan komentar tentang apa yang terjadi,
jangan menghakimi
5. Mengerti dengan jelas tentang apa yang menjadi permasalahan dengan
memberikan contoh yang nyata
6. Jaga agar orang lain tidak malu.