Banyak orang yang mengidentikan “tangis”
dengan “lemah”, mengganggap orang yang menangis tak mampu melakukan
banyak hal dan selalu putus asa bahkan kerap menyerah. Orang yang
mengeluarkan air mata banyak yang dipandang rendah karena dikategorikan
sebagai makhluk lemah.
Menangis itu
adalah salah satu cara untuk menumpahkan emosi jiwa. Menangis itu wajar.
Yesus pun pernah mencucurkan air mata saat Dia menjadi manusia. Lebih
baik menangis dari pada mengutuk orang lain.
Pengkhotbah 3:4 mengatakan bahwa “ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;”
segala sesuatu diperbolehkan namun ada masanya. Alangkah baiknya jika
kita datang bersujud kepada Yesus dan menangis di bawah kaki-Nya. Saat
kita datang dan berserah kepada Yesus, maka Yesus akan mengangkat semua
beban-beban kita.
Orang yang lemah
adalah ketika ia mengalami kegagalan maka tidak mempunyai keinginan
untuk bangkit lagi. Orang yang lemah adalah ketika dia disakiti maka
akan menuntut balas terhadap mereka yang menyakiti dirinya. Orang yang
lemah adalah orang yang tidak mampu mengasihi.
Menangis
bukan berarti lemah. Menangis juga merupakan salah satu bentuk luapan
kebahagiaan atau pun ucapan syukur. Bersyukur atas segala kasih
kemurahan Tuhan yang masih kita nikmati sampai detik ini. Sudahkan kita
mengeluarkan air mata tanda ucapan syukur hari ini?
" Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. "
( Mazmur 126:5 )
Sumber : Renungan Harian Kristen