I
Timotius 5:1-2 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan
tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu,
perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu
dengan penuh kemurnian.
Kasih
adalah ciri khas kehidupan orang Kristen dan kasih tidak boleh hanya di bibir
saja, tetapi kasih harus di nyatakan dalam perbuatan nyata. Kasih yang
hanya di bibir saja adalah kasih yang semu. Kasih berkaitan erat dengan
berkorban, apakah itu berupa berkorban pemberian, berkorban dalam bentuk
perhatian bahkan berkorban dalam bentuk perasaan.
Kasih
adalah wujut nyata dari ajaran Kristus. Segala tindak tanduk orang Kristen
harus didasari oleh kasih, apakah itu dalam pelayanan, pekerjaan,
bersosialisasi maupun dalam hal menegur. Teguran yang di sampaikan harus di
bungkus oleh kasih. Orang yang salah boleh ditegur asal tetap dalam koridor
kasih. Mengapa banyak sekali kita temukan orang yang menegur malah akhirnya
bertengkar dengan orang yang ditegurnya? Itu karena teguran yang diberikan
adalah teguran yang diluar koridor kasih. Hal ini sering kita temukan di dunia
pekerjaan. Seorang atasan sering menegur bawahannya dengan suka-suka. Akibatnya
bawahannya melakukan perlawanan yang akhirnya terjadilah pertengkaran.
Contoh
teguran yang berada diluar kasih dapat kita lihat dibawah:
1.Teguran yang di motivasi oleh amarah.
1.Teguran yang di motivasi oleh amarah.
2.Teguran
yang di motivasi oleh kebencian.
3.Teguran
yang di motivasi oleh membalas.
4.Teguran
yang di motivasi oleh iri hati.
5.Teguran
yang di motivasi oleh untuk menunjukkan power selaku atasan.
Jika
kita menegur dengan motivasi diatas maka hasilnya kemungkinan besar bukan
mendatangkan kebaikan, melainkan mendatangkan kekacauan.
1.Jangan
menegur dengan keras.
Biasanya
menegur dengan keras di motivasi oleh amarah. Amarah menyebabkan mulut tidak
terkendali. Mulut yang tidak terkendali akan mengeluarkan kata-kata yang keras
dan menyakitkan. Inilah yang menjadi penyebab munculnya masalah baru yaitu
pertengkaran. Akibatnya keadaan semakin kacau. Orang yang ditegur bukannya
berubah, malah semakin parah. Sementara orang yang menegur akan semakin emosi
yang bisa membawanya jatuh kedalam dosa. Cara ini tidak akan membawa kepada
penyelesaian yang lebih baik. Cara yang benar adalah tegurlah dengan suara
lembut walaupun hati kita sudah sangat jengkel. Ini sangat sulit dan butuh
pengorbanan, yaitu korban perasaan. Itulah kasih, seperti yang saya ungkapkan
diatas, kasih adalah pengorbanan termasuk korban perasaan.
2. Tegurlah
dengan tatakrama dan sopan santun.
Hargailah
orang yang lebih tua walaupun ia salah, tegurlah ia dengan sopan. Itulah
tatakrama sopan santun yang benar. Walaupun kita berhak untuk menegurnya,
tetapi jangan gunakan hak itu sesuka hati. Hargailah dia sebagai
orang yang lebih tua. Jika kita bisa melakukan itu maka pasti ia tidak akan
membenci kita, malah sebaliknya ia akan semakin menyegani kita.
Daud
adalah pribadi yang tepat untuk kita jadikan contoh. Walaupun ia tidak berbuat
salah namun Saul sangat benci kepadanya dan ingin membunuhnya. Namun Daud tidak
pernah membenci Saul. Bahkan ketika ada kesempatan baginya untuk membunuh Saul,
Daud tidak melakukannya. Malah ia menasihati Saul dengan lembut. Itu dapat kita
lihat pada ayat dibawah:
I
Samuel 24:10-12 Lalu berkatalah Daud kepada Saul: “Mengapa engkau mendengarkan
perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan
celakamu? Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN
sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang
telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena
pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi
TUHAN. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku
ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak
membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari
pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap
engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
3. Tegurlah
dengan didikan.
Terkadang
orang melakukan kesalahan karena kekurangan hikmat. Kesalahan seperti ini
sering dilakukan oleh kaum muda. Kaum muda adalah orang yang mempunyai kekuatan
dan semangat namun sangat disayangkan terkadang mereka kurang berhikmat. Dan
untuk orang yang demikian cara menegur yang paling baik adalah dengan
dimotivasi oleh didikan dan pengayoman, teguran ini biasanya dalam bentuk
nasihat yang mendidik.
Amsal
22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa
tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Oleh
sebab itu, jika kita ingin orang yang berbuat salah berubah dari perbuatannya dan
berbalik dari jalannya yang salah maka kita harus menegurnya dengan kasih,
bukan dengan amarah atau dengan kebencian. Sebelum kita mengajak dia untuk
hidup benar dalam Kristus maka kita harus menunjukkan terlebih dahulu kasih
Kristus yang benar yaitu dengan cara menegurnya dalam kasih. Jika kita bisa
melakukannya maka masalah yang baru yaitu pertengkaran tidak akan terjadi, dan
orang yang kita tegur tersebut kemungkinan besar akan berubah. Tuhan Yesus
memberkati. Amin.