Perbedaan Iman Dan Perasaan
Roma
1:16-17 “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di
dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin
kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman.’”
Mengapa seseorang yang dapat mengubah keyakinannya secara radikal
(atau terlihat radikal) dan sangat bersemangat dengan iman barunya,
tiba-tiba menyerah begitu saja? Pada awalnya, orang itu sepertinya
mengalami perubahan yang paling menakjubkan, tapi tiba-tiba, ia berhenti
dan kemudian melangkah pergi. Bagaimana itu bisa terjadi?
Saya berpendapat bahwa orang tersebut sesungguhnya dari awal tidak
berniat mengubah keyakinannya. Ini bukan tentang perasaan sesaat,
melainkan tentang ujian waktu. Jika seseorang adalah orang Kristen
sejati, maka ia akan melanjutkannya – meskipun tidak sempurna dan
bercacat cela dalam menjalani kekristenannya. Bahkan seorang Kristen pun
bisa saja tersesat untuk sementara waktu.
Tetapi bagi seseorang yang benar-benar percaya, maka ia akan selalu
kembali. Jika mereka pergi dan tidak pernah kembali, maka mereka bukan
orang percaya. Seperti pada 1 Yohanes 2:19 dikatakan, “Memang mereka
berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk
pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya
mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya
menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada
kita.”
Bisa jadi mereka membangun iman mereka diatas pengalaman emosional,
dan bisa saja timbul perasaan dalam mengalami perubahan keyakinan,
meskipun tidak selalu terjadi. Tapi Anda tidak bisa membangun hidup Anda
diatas perasaan sesaat, karena perasaan atau emosi datang dan pergi.
Seseorang yang berharap merasakan kehidupan Kristen yang mengebu-gebu
setiap harinya, akan kecewa ketika mereka bangun pagi dan tidak
merasakan apa-apa. Maka itulah saatnya bagi mereka untuk mulai tumbuh
dan berjalan dengan iman, bukan dengan perasaan.
Roma 1:17 mengatakan, “Orang benar akan hidup oleh iman.”
Namun beberapa orang membangun seluruh relasi mereka dengan Tuhan diatas pengalaman emosional, dan ketika perasaan itu tidak ada, mereka menyerah. Mereka membangun hidup mereka di atas dasar yang salah.
Namun beberapa orang membangun seluruh relasi mereka dengan Tuhan diatas pengalaman emosional, dan ketika perasaan itu tidak ada, mereka menyerah. Mereka membangun hidup mereka di atas dasar yang salah.
Sumber : Christian Story.com