“Karena itu Aku berkata
kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan
atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” Matius 6:25
Bacaan: Matius 6:25-34
Tiada seorang pun yang dapat hidup tanpa kekuatiran; tidak satupun
yang kebal dari kekuatiran. Jika seseorang berkata bahwa dia tidak
peduli akan apapun di dunia ini, maka dia ada dalam penyangkalan. Yang
menjadi pertanyaan: apa yang dapat kita lakukan dengan kekuatiran kita?
Sebelum kita belajar tentang kebenaran firman Tuhan dan mencari tahu apa yang dapat kita perbuat terhadap kekuatiran kita, kita perlu tahu sesuatu tentang kekuatiran itu sendiri. Kekuatiran adalah sebuah perasaan gelisah, ketakutan atau kengerian terhadap sesuatu yang belum terjadi. Perasaan-perasaan ini biasanya terkait dengan pikiran-pikiran negatif atas sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan. Merasa kuatir berarti merasa cemas, bingung dan pikirannya terbagi-bagi.
Sebelum kita belajar tentang kebenaran firman Tuhan dan mencari tahu apa yang dapat kita perbuat terhadap kekuatiran kita, kita perlu tahu sesuatu tentang kekuatiran itu sendiri. Kekuatiran adalah sebuah perasaan gelisah, ketakutan atau kengerian terhadap sesuatu yang belum terjadi. Perasaan-perasaan ini biasanya terkait dengan pikiran-pikiran negatif atas sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan. Merasa kuatir berarti merasa cemas, bingung dan pikirannya terbagi-bagi.
Apa yang harus kita perbuat ketika rasa kuatir menyerang pikiran kita?
Rasul Paulus menasihati, “… nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati
dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Filipi 4:6-7
Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak seharusnya merasa kuatir karena
Tuhan, Allah kita sanggup memberkati dan menjaga kita. Ketika kita
kuatir kita sedang berupaya memindahkan beban dari bahu Tuhan yang kuat
ke bahu kita yang lemah. Mampukah kita?
Tuhan bertanya, “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” Matius 6:27
Tidak ada gunanya memelihara kekuatiran yang justru akan berdampak buruk terhadap diri kita sendiri. Ada tertulis: “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,” (Amsal 12:25); kekuatiran membuat kita kehilangan sukacita dan menderita sakit.
Tidak ada gunanya memelihara kekuatiran yang justru akan berdampak buruk terhadap diri kita sendiri. Ada tertulis: “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,” (Amsal 12:25); kekuatiran membuat kita kehilangan sukacita dan menderita sakit.
Untuk menang terhadap kekuatiran, kita harus mempercayai Tuhan dengan segenap hati. Rasul Petrus menasihati, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
(1 Petrus 5:7). Ketika dihadapkan pada kelemahan-kelemahan, setiap
kita memiliki pilihan: menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan
mempercayaiNya dengan sepenuh hati, atau berusaha mengatasi kekuatiran
itu dengan usaha kita sendiri.
Janganlah kita mengeraskan hati dengan memikul beban dengan kekuatan sendiri, tetapi serahkanlah kepada Tuhan!
Janganlah kita mengeraskan hati dengan memikul beban dengan kekuatan sendiri, tetapi serahkanlah kepada Tuhan!
Sumber : Pelita Hidup.com