Salah
satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan kepada saya adalah
“Bagaimana caranya bersyukur?” Jujur, pertanyaan ini menurut saya adalah
pertanyaan yang sangat membingungkan. Bagaimana orang bisa tidak tahu
bagaimana caranya mengucapkan “Tuhan Yesus, terimakasih atas semuanya,
aku bersyukur atas semua yang terjadi”. Tentu semua orang dapat
mengucapkan kalimat tersebut yang artinya semua orang tahu bagaimana
caranya bersyukur. Yang jadi masalah adalah, tidak semua orang dapat
dengan mudah mau dan bisa mengucapkan kalimat tersebut. Yang artinya
tidak semua orang mau dan bisa untuk selalu bersyukur. Jadi sesuai
judul, saya tidak akan membahas bagaimana caranya bersyukur karena semua
orang tahu caranya, namun saya akan membahas bagaimana caranya agar
kita semua dapat bersyukur apapun yang terjadi.
Banyak orang
mengira jika keadaannya menjadi baik maka mereka akan dapat dengan mudah
bersyukur. Pada kenyataannya tidak sedikit orang yang saat keadaannya
menjadi sangat baik mereka lupa kepada Tuhan dan pada akhirnya tidak
bersyukur juga. Lebih parahnya tidak sedikit juga yang pada saat
keadaannya menjadi baik malah menuntut agar keadaannya menjadi lebih
baik lagi, tidak sedikit yang malah mengeluh karena masih merasa kurang
puas dengan segala kebaikan yang sudah ada di dalam dirinya.
Setidaknya
ada dua keadaan yang orang sangka dapat mempengaruhinya agar dapat
bersyukur. Yang pertama adalah keadaan materi yang baik, misalnya
keuangan yang berlebih, punya banyak rumah, punya banyak perhiasan,
punya banyak mobil, dan lain sebagainya. Yang kedua adalah keadaan tanpa
masalah, banyak orang berpikir hidupnya akan sempurna jika mereka tidak
mempunyai masalah. Benarkah keadaan dapat membuat kita dapat bersyukur?
Benarkah kekayaan materi dapat membuat kita dapat bersyukur?
Banyak
orang yang menyangka dengan keadaan materi yang berlimpah – limpah
dapat membuat mereka dapat merasa puas dan lebih bersyukur. Benarkah
demikian. Saya tahu dua orang yang merupakan dua orang terkaya yang
pernah hidup di dunia ini. Dua orang ini memiliki seisi dunia. Makanan
mereka melimpah, tidak mungkin pernah habis. Bahkan mereka dapat
berkomunikasi dengan Allah secara langsung. Kehidupan mereka sempurna,
tidak ada polusi, tidak ada tangisan, tidak ada sakit penyakit. Mereka
kaya dari segi tubuh, jiwa, maupun roh mereka. Ya, mereka adalah Adam
dan Hawa. Bisa dikatakan Adam dan Hawa adalah manusia paling kaya yang
pernah hidup, mereka memiliki seisi dunia. Tetapi Anda semua pasti tahu
apa yang terjadi bukan? Ya, ternyata mereka berdua tidak puas dengan apa
yang mereka miliki. Hal ini terbukti bagaimana mereka bisa tergoda oleh
iblis untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan yang buruk yang
merupakan satu – satunya buah yang dilarang oleh Allah. Jika Adam dan
Hawa dapat lebih bersyukur, mereka tidak akan merasa butuh untuk memakan
buah itu, karena toh mereka sudah punya seisi dunia, mereka masih punya
banyak buah – buahan lain yang pastinya enak dan lezat.
Jadi
jangan sampai kita terjebak oleh tipu muslihat iblis dengan berkata
“Jika aku nanti sudah punya dua rumah, baru deh saya bisa puas”. Saya
yakin sekaya apapun kita, kita tidak akan pernah puas. Rasa puas bisa
terjadi kalau kita bersyukur terlebih dahulu. Jadi kita dapat simpulkan
bahwa kekayaan materi sebenarnya tidak dapat benar – benar membuat kita
bersyukur.
Tuhan Yesus sendiri tidak pernah menjanjikan kalau
hidup kita akan selalu diberkati. Pasti terkadang ada masa – masa sulit
yang perlu kita jalani. Ya memang saya yakin jika kita di dalam Kristus
kita akan hidup di dalam kelimpahan. Tapi sayang hampir semua orang
percaya mereka akan diberkati di dalam Kristus namun tidak tahu apa
kewajiban mereka. Belajar dari bangsa Israel di perjanjian lama, saya
berkesimpulan bahwa kita akan diberkati jika kita melakukan perintah
Tuhan dan tetap setia di dalam Tuhan. Jadi kita tidak boleh begitu saja
percaya kalau kita akan diberkati, kita juga harus melalukan bagian kita
dengan berusaha keras dan menjalankan perintah-Nya. Jika memang
ternyata kita dalam masa – masa sulit dalam keuangan, ada dua
kemungkinan, yang pertama Tuhan mau lihat bagaimana iman kita seperti
yang terjadi pada Ayub, atau kemungkinan yang kedua adalah kita berbuat
dosa dengan berpaling dari Tuhan Yesus.
Saya mencatat hanya ada 2
hal yang dijamin oleh Tuhan Yesus kalau kita tidak akan kekurangan,
yaitu makanan dan minuman serta pakaian.
Matius 6:25-31 Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Jadi jika kita sudah
cukup dalam hal makanan dan minuman serta pakaian, seharusnya kita sudah
dapat bersyukur. Loh rumah kok ga termasuk? Ya, memang rumah tidak
termasuk. Jadi kita seharusnya bisa bersyukur walaupun kita masih
mengontrak rumah. Lagipula Tuhan Yesus sendiri tidak punya rumah kok.
Jadi bersyukurlah kalau belum punya rumah berarti mirip dengan Tuhan
Yesus.
Matius 8:20 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Benarkah jika hidup tanpa masalah akan membuat kita dapat bersyukur?
Percayalah
sama seperti penjelasan sebelumnya, jika hidup kita tidak mempunyai
masalah sekalipun tidak akan membuat kita dapat lebih mudah bersyukur.
Malahan dengan banyaknya masalah yang terjadi akan membuat kita dapat
bersyukur. Untuk pembahasan ini sudah saya bahas di dalam satu artikel
khusus yaitu Kenapa Tuhan Mengizinkan Adanya Masalah?
Jadi bagaimana sebenarnya agar kita bisa bersyukur?
Setelah
pembahasan panjang, ternyata belum ada kesimpulan sama sekali bagaimana
caranya agar bisa bersyukur. Yang pasti bersyukur atau tidak bersyukur
itu bukanlah tergantung pada keadaan. Bersyukur atau tidak itu
tergantung dari respon hati. Respon hati itu pilihan. Jadi untuk kita
bisa bersyukur caranya adalah PILIHLAH UNTUK BERSYUKUR. Keadaan yang ada
sekarang mungkin saja tidak dapat kita ubah, tetapi kita dapat merubah
respon hati kita. Jika sebelumnya setiap kali ada masalah kita mengeluh,
kita bisa bersyukur. Kita tidak bisa bersyukur bukan karena kita tidak
bisa, tetapi karena kita tidak mau memilih untuk bersyukur. Jadi setiap
hari dalam kehidupan kita, dalam keadaan seperti apapun, kita harus
tetap mengucap syukur.
1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Ya,
Tuhan Yesus menghendaki kita agar kita dapat bersyukur DALAM SEGALA
HAL. Dalam segala hal artinya ya dalam segala keadaan, apapun yang
terjadi. Jadi ayo kita mulai memilih untuk bersyukur apapun yang terjadi
di dalam kehidupan kita. Percayalah penuh kepada Tuhan Yesus yang
selalu menjaga kita apapun yang terjadi. Jika kita dapat percaya akan
penyertaan-Nya yang ajaib, tentu tidak sulit untuk kita bisa mengucap
syukur.
-N.L.H-
Sumber : Tanya Alkitab.blogspot.com